Friday, September 28, 2012

Sego Cumi Atom

Dulu waktu SMA, sempat bingung di pelajaran Bahasa Indonesia soal kata ulang majemuk. Cumi-cumi, Kupu-kupu, Laba-laba, Paru-paru. Kata dasarnya apa coba? Heheee :D
Yang jelas, di antara tiga kata majemuk di atas, yang sering kita nikmati sepertinya cuma cumi-cumi. Tapi menikmati cumi-cumi kali ini gak bisa cuma-cuma. Jadi kali ini ceritanya adalah cumi-cumi yang gak cuma-cuma. *too much "cu" ya*

Ada beberapa cara masak cumi-cumi. Bisa dibumbu merah ala bumbu seafood, bisa juga digoreng dengan tepung yang crunchy, bisa juga dimasak dengan bumbu yang lain. Cumi-cumi sendiri punya cairan hitam seperti tinta untuk melindungi diri. Seringkali hasil masakan ibu-ibu yang berbahan cumi-cumi warnanya hitam, efek dari cairan tinta hitam tadi yang  masih tersisa di tubuhnya. Nah, di semua menu yang tersedia di Warung Nasi Cumi-cumi sebelah Pasar Atom Surabaya juga demikian. Warna bumbunya dominan hitam. Di sini ada tiga pilihan menu. Nasi Cumi Peyek, Nasi Campur dan yang terakhir Nasi Komplit. Perbedaan dari ketiga menu tadi adalah kelengkapan lauknya.
Nasi Komplit
Nasi Campur
Nasi Cumi Peyek
Nasi Cumi Peyek, sepiring nasi dengan cumi yang sudah berbumbu, mie dan daging. Serta peyek udang yang yahud. Seporsi harganya Rp 10.000,-. Nasi Campur, nasi dengan lauk cumi bumbu berwarna hitam, mie, tahu dan tambahan telor juga peyek udang. Harganya selisih lima ribu lebih mahal. Nasi Komplit tentu isinya lebih komplit lagi. Isi seporsi nasi komplit ini yaitu nasi campur dengan tambahan paru. Soal harga pasti lebih mahal donk..Rp. 20.000 seporsinya. Karena warung ini warung kaki lima, harga tersebut bisa dibilang cukup mahal, tapi rasanya hau tjek sen tjin ping! Enak! Jadi reasonable lah harga dan rasanya. Kenyang? enggak kalau buat saya dan para lelaki (mungkin). Silahkan nambah kalau pengen kenyang. :D

Minuman yang tersedia di sana hanya beberapa macam. Es Teh (es sejuta umat), Es Jeruk (a.k.a Nutrisari), Air mineral dan beberapa aneka Soft Drink. Rata-rata Rp.3.000,- harganya.
Spanduk Warung Nasi Cumi-cumi
Peta Lokasi Warung Nasi Cumi-cumi
Lokasi Warung Nasi Cumi-cumi ini terpencil. Di Jl.Waspada, jalan kecil sebelah Pasar Atom lama. Seberang pintu masuk samping. Jadi warung ini ada di sebelah kanan jalan. Spanduknya kecil dan tidak begitu terlihat. Bukanya 24 jam. Jadi gak perlu khawatir kalau di malam hari kelaparan dan sedang berada di area ini.


Happy Eat and Fat!

Thursday, September 20, 2012

Jangan Takut Bermimpi, Takita!

Halo Takita, Selamat siang! Maaf ya baru baca Surat dari Takita. Isi surat Takita membuat kakak juga ingin bercerita tentang keluarga kakak. Ayah kakak suka sekali bercerita. Tidak hanya kepada anak-anaknya, tapi juga kepada orang-orang di sekitarnya. Dulu kakak dan saudara-saudara kakak sering dibelikan buku atau majalah oleh Ayah. Sesekali Ayah membacakan cerita dari buku tadi, atau bercerita dari luar buku. Ayah sering bercerita tentang teman-temannya, pekerjaannya, perjalanan yang pernah dilakukan atau cerita fiktif karangannya.

Kakak dan saudara-saudara kakak suka mendengarkan cerita-cerita Ayah, selalu ada hal yang bisa kakak ambil dari cerita beliau dan kakak selalu membayangkan ceritanya. Kakak selalu bermimpi suatu saat pasti bisa ke tempat yang diceritakan Ayah. Ternyata mimpi tersebut cukup banyak yang telah menjadi nyata. Tempat-tempat yang pernah Ayah singgahi di saat bekerja sebagian juga sudah pernah kakak datangi. Itu salah satu bukti bahwa setiap mimpi bisa terwujud jika kita meyakininya. Dan itu juga bisa menjadi dorongan untuk kita untuk terus bermimpi. Jangan takut untuk bermimpi ya, Takita!

Kakak menceritakan perjalanan Kakak ke adik-adik kakak, saudara kakak, teman-teman kakak, bahkan keponakan kakak yang masih balita. Kakak juga menuliskan perjalanan kakak di dunia maya untuk berbagi cerita dengan orang banyak. Seperti Takita, Kakak juga senang jika cerita kakak didengarkan orang lain.

Keponakan kakak masih berusia 3 tahun, ia suka bercerita meskipun ada atau tidak ada yang mendengarkan. Bunay namanya. Dari kecil bundanya selalu membacakan cerita. Perbendaharaan katanya ternyata lebih banyak dari teman-teman seusianya. Bunay cukup pandai memilih kata-kata dalam berbicara. Ia salah satu pendengar setia kakak setelah kakak pulang dari suatu tempat. Kemudian ia bercerita kembali ke Ayah-Bundanya. Seringkali setelah itu Bunay meminta pergi ke tempat-tempat yang pernah Kakak ceritakan. Jika melihat buku bacaan di rumah kakak, ia minta dibacakan. Bahagia rasanya bisa berbagi.

Semoga Takita yang cerewet bisa terus mengajak yang lain untuk bercerita..

Salam Hangat,
Mehdia

Wednesday, September 12, 2012

Suaraku Tertinggal di Ranu Kumbolo

Yes..it is exactly describing me right now. Suara saya benar-benar habis tepat setelah pulang dari Ranu Kumbolo. Even talking is so hard for me. Bukan karena teriak-teriak waktu di sana. Cuma pas lagi kumat saja batuk alerginya. Tapi apalah arti suara hilang, muka perih efek sun burn, dibandingkan keindahan Ranu Kumbolo yang Amazing! Cara menggapainya saja gak biasa. Harus mendaki dulu untuk menikmatinya. Seperti hidup, susah dulu baru kerasa hasilnya. :)
Road To Ranu Kumbolo
My lil sister asked me, "Terus ngapain ke sana mbak? cuma lihat danau tok?"
Well, buat saya..tiap trip itu seharusnya ada "sesuatu" yang harus saya dapat. Ada pesan di tiap perjalanan.
Kalau naik gunung, bukan gunung yang kita taklukkan, tapi diri kita. Itu kata-kata dari Edmund Hillary.
"Its not the mountain we conquer but ourselves"
Kalau pendakinya sendiri gak yakin bisa sampai ke tujuannya, ya pasti gak bakal sampai. Simpelnya sih gitu.. Keindahan yang kita dapat selama perjalanan itu nilai plus. A brotherhood, a moment, a love, a struggle.. we got it, we feel it.

Nah..mau ngomong itu semua ke adek kok rasanya buang-buang abab. Then I give her a simple answer, "ya banyak lah..gak bisa digambarkan dapatnya apa aja waktu ke sana" :D

Saya ini newbie ke gunung, jadi wajar lah kalau hebohnya lebay meski cuma sampai di Ranu Kumbolo, gak sampai puncak Mahameru. And it was a great journey with so many great friends to the great destination.
Ranu Kumbolo sudah masuk di list destinasi perjalanan saya sejak dulu dan baru terealisasi beberapa hari yang lalu, 8-9 September tepatnya. Bersama teman-teman BPI (Backpacker Indonesia) berbagai regional saya berangkat dari terminal Purabaya tanggal 7 September malam hari. Kami berangkat dengan bus ekonomi ke terminal Arjosari, Malang dengan harga Rp. 10.000,-. Ujug-ujug sudah sampai di arjosari 1,5 jam kemudian. Dini hari di terminal dengan rombongan berjumlah lebih dari 40 orang yang bawaanya heboh tentu jadi pusat perhatian. So did us..
Dari Arjosari kami melanjutkan perjalanan ke Tumpang by Angkot. Warnanya putih..muat untuk 18 orang dewasa. Keril dan barang yang lain ditali di atas angkot. The more the merrier, lebih banyak orang lebih hangat. Malang lagi dingin-dinginnya. Tarif angkot dari arjosari ke tumpang Rp 17.000,-. Kira-kira 1 jam perjalanannya, dengan kondisi jalanan sepi tanpa macet.
sumpel-sumpelan di truk
the more the merrier. Anget.

Di Tumpang, sudah ada truk yang menunggu kami. Pukul 04:00 pagi kami berangkat menuju Ranu Pani, titik awal pendakian ke Gunung Semeru. Per orang bayar Rp 25.000,-. Perjalanan dari Tumpang ke Ranu Pani penuh dengan pemandangan alam yang menyegarkan mata. Sawah, gunung, hutan.. I love it.
Sampai Ranu Pani kami beristirahat sejenak, sarapan dan melakukan registrasi dengan satu lembar copy surat kesehatan dan 1 lembar copy KTP serta biaya Rp 7.000,-. Setelah semuanya beres, kami siap mendaki!!!!
Ranu Pani
maem bareng sebelum ndaki

Pukul 08:53 kami berangkat dari Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo. Gak lupa untuk berdoa dan foto bersama. Sejam pertama, muka dan semangat masih seger. Ketemu dengan teman-teman yang lagi istirahat bikin kita ikut istirahat juga. Sampai di pos 1 kira-kira pukul 10. Track ranu pani - pos 1 itu lumayan lah.. nanjak terus. Tapi tanjakannya gak ekstrim. Pos 1 ke pos 2 jalurnya juga lumayan landai. Tidak ada tanjakan yang ekstrim. Jarak pos 2 ke pos 3 ini ternyata lumayan dekat, tidak sejauh pos-pos sebelumnya.
2350 mdpl
Di pos 3, posnya tinggal atap saja. Sudah roboh. Dan ini pos tepat sebelum tanjakan setan. Kenapa disebut tanjakan setan?? karena tanjakannya menjengkelkan seperti setan. Atau mungkin banyak pendaki yang mengumpat "Setan!!!" waktu lewat sini. I dont exactly know about the story. Yang jelas tanjakannya memang edan. Kemiringannya kira-kira 75 derajat dan full debu. Muka, tampilan sudah gak karuan. Berbeda jauh dengan tampilan awal. Hahaaa..
Tidak jarang kita berpapasan dengan pendaki lain dan kita saling menyapa juga menyemangati, even we dont know each other. Kita berada di track yang sama, tujuan yang sama. Jalan kita sama, cara kita sama. Itu yang membuat kami saling menyemangati.
Pos 3. Pos sebelum tanjakan setan
Sempet tiduran lohhh
Finally, kita sampai di pos 4! yeay! pos terakhir sebelum Ranu Kumbolo. Beberapa ratus meter sebelum pos ini kita sudah bisa melihat Ranu Kumbolo dari atas. Belum apa-apa saya sudah girang! Lupa dengan rasa lelah dan segera melakukan lompatan andalan :D Cihuyyyyyy!!
Finally!!! Pos 4
Saking antusiasnya, waktu mendarat dari lompatan kaki kerasa sakit waktu napak di tanah. Krenyeng-krenyeng...
Lompatan rakum
Kumbolo oh kumbolo.. Finally I meet you. Finally I reach you. Finally you help me to complete my journey list this year. Huooo..oooooo 2400 Mdpl
Ranu Kumbolo
Belum banyak teman-teman yang sampai ternyata. Saya sampai di Ranu kumbolo pukul 13:15. Artinya waktu tempuh saya 4 jam 21 menit untuk jarak 10,5 KM. Itu dihitung dengan waktu istirahat, ambil foto dan (sempat) tidur beberapa menit di perjalanan :D
Jajaran tenda dari atas
2400 mdpl. Fiuuuhhh

Sudah banyak tenda yang berjajar di sana. Begitu sampai, teman-teman yang laki-laki mendirikan tenda, yang wanita memasak. Semua mengeluarkan logistic dari masing-masing keril. Woalaaaahhh...kita punya banyak logistic! komplit! dari beras, paket sayur sop komplit, kornet, sarden, telor, tempe, sambal, kacang hijau, agar-agar dan bumbu-bumbu yang lain. Mie instan sih sudah pasti masuk di list logistic. Sisanya banyak pula. Soal makanan kami gak kekurangan deh, nothing to worry.
Too much food for us
aku juga mau disuapin kakaaakkk :D
How's the toilet? hmm..sebenarnya saya berniat mengabadikan toilet ini. Tapi saya merasa jijik sendiri mau nyimpan foto itu. Ada toilet permanen dan tidak permanen. Tapi kondisinya..hmm..gak umum lah intinya. Jadi, saya lebih memilih di semak-semak untuk buang hajat daripada di toilet tadi.

Malam hari kami bercengkrama dengan ngobrol, main Uno, kartu atau yang lainnya. Belum ada acara khusus di sini. Kami sudah menggigil malam itu. Suhunya mulai rendah.. kira-kira 5 derajat Celcius. Semakin malam semakin dingin. Thanks to Dad for the warm jacket and uncle Falich for the warm sleeping bag. Aku butuh kehangatan.. Hahaaa
Sunrise in Kumbolo
Subuh kami sudah siap melihat sunrise. Foto-foto narsis di Ranu kumbolo. Kami ke Oro-oro Ombo melalui tanjakan cinta. Konon katanya jika melalui tanjakan ini tanpa berhenti dan menoleh ke belakang cintanya bakal abadi. So, siapa yang sukses melakukan itu? bukan saya yang jelas. Sumpah, gak kuat tjiiinnn jalan nanjak tanpa berhenti. Ketinggian Oro-oro ombo ini 2460 Mdpl. Di sini kita bisa (sedikit) melihat puncak Mahameru dari balik bukit yang mirip bukit teletubbies di Bromo.
I love the nature colors. Kuningnya rerumputan, hijaunya pohon, birunya langit dengan tambahan efek kabut dan sinar matahari membuat pemandangan di sana sempurna. And Subhanallah, God has create all of these beautiful things.
Lompatan dalam kabut. Guess who is it??
Love this shot :*
Tanjakan Cinta
Ranu Kumbolo in the morning
a beautiful view from "Tanjakan Cinta"
Bintang iklan mie instan
Lompatan Oro-oro Ombo 2460 mdpl
Tidak bisa berlama-lama kami di sini, sebelum siang kami sudah harus kembali ke Ranu Pani. Setelah sarapan yang begitu komplit (kami harus menghabiskan sisa logistic yang ada agar beban terkurangi --") dengan menu yang benar-benar menyehatkan, kami packing. Mengemasi barang-barang dan tenda.
Kami berkumpul sejenak dengan teman-taman dari regional lain. Dari Surabaya, Malang, Makassar, Jakarta, Jogja, Semarang dan beberapa kota lain. Bahkan kami ketambahan teman dari Malaysia dan Timor Leste. Berfoto bersama dan membaur satu sama lain. Kemudian kami siap untuk turun dan kembali ke kota masing-masing.
Here we are!!! Indonesian Backpacker. by Mr. Zaenal's cam
The Backpacker team from Surabaya. by Mr. Juli's cam
Di perjalanan turun, sering kali bareng dan bertemu dengan keluarga porter. The porter. Bapak, Ibu dan 1 anak gadis. Umurnya masih 4 tahun-an dugaan saya. Namanya Endang. She is so cute.. kuat pula! ikut bapak-ibunya cari nafkah, tanpa digendong. She hikes by her selves!! Dan ternyata Endang jadi penyemangat juga buat teman-teman. "Mosok kalah ambek arek cilik rek..", the words that i heard while pass the others.
Her name is Endang
Acara pendakian bersama ini berjalan lancar. Hanya saja, tidak ada acara khusus untuk perkenalan dengan sesama BPI atau paling tidak kata-kata penyambutan atau penutupan di awal dan akhir acara. Gak gampang memang mengkoordinir 120 orang lebih di sini. Sudah sampai di sini bareng-bareng saja sudah prestasi.
Thank you BPI. The National Gathering for Indonesian Backpacker in Ranu Kumbolo has successfully complete!

Suaraku tertinggal di Ranu Kumbolo, tapi hatiku tetap di kamu.* Huopooooooooooo..
*efek gombalan gunung ala BPI Sby