Monday, February 25, 2013

A Sudden Religious Trip to Guang Zhou

Terdengar agak aneh memang ke Guang Zhou untuk wisata religi. Moslem religion.. Katakanlah Ziarah.
Perjalanan ini adalah salah satu rangkaian perjalanan gratis saya ke Hongkong dan Macau lebaran 2012 lalu. Pergi ke kota ini tidak ada dalam itinerary saya waktu itu, bahkan dalam bayangan pun tidak muncul. Keberuntungan memang hal yang menyenangkan.

Siang itu, 20 Agustus 2012, lebaran hari ke-2, jadwal saya dan ayah kosong. Tidak ada tugas dari KJRI. Ayah mengajak saya untuk bertemu dengan beberapa orang baru di Kantin Masjid Wanchai. Secara kebetulan, kami bertemu dengan kerabat yang lain, keluarga Pak Djoko. Di tengah basa-basi, bu Djoko iseng mengajak kami ke Cina, Guang Zhou tepatnya. Buat Ayah, gak perlu lama ambil keputusan seperti itu. Langsung IYA! menariknya lagi, visa dan segala macamnya cuma butuh setengah hari saja ngurusnya. Diurusin pula oleh mereka! Ya Mamaaaahhh.. saya habis ngapain, gak henti-hentinya berkah datang gini. Alhamdulillah
A Single Ticket for a single person who do a journey. Sounds so me :p
Well..well..well.. 21 Agustus 2012, saya menginjakkan kaki di Guang Zhou, Cina. Waktu tempuh dari Coswaybay ke MTR station terdekat untuk ke Cina adalah kurang lebih 10-15 menit. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan dengan MTR ke perbatasan HK dan Cina kurang lebih 1 jam. Ke Cina kita butuh visa untuk masuk negaranya. Sebenarnya mengurus visa ini bisa di perbatasan negaranya. Di stasiun MTR terakhir waktu itu ada lokasi mengurus visa. Kalau tidak ada masalah, mengurusnya cuma memakan waktu 3-5 jam saja kok. Maksimal sehari. Jadi, tergantung keberuntungan juga ya.
Hemm, itu kalau kita melakukan trip dadakan. Kalau perjalanannya sudah direncanakan, lebih baik mengurusnya jauh hari. Biasanya, kalau bepergiannya bersama-sama, bisa mengurus visa group. Lebih mudah lagi kalau perginya dengan agen travel. Mereka yang mengurus segalanya. Tapi, kita kurang dapat pengalaman dan "feel" perjalanannya terasa kurang.
Halo! Welcome to China :)
Pertama kali menginjakkan kaki di daratan Cina, saya sudah merasakan suasana yang terasa sekali perbedaannya dengan Hongkong. Kondisinya jauh lebih modern Hongkong, kebersihannya juga. Bahasanya juga beda ternyata, Hongkong bahasanya Kanton, sedangkan Cina berbahasa mandarin. Tapi dari orang-orangnya, penduduk Cina gak seindividualis penduduk Hongkong. Entahlah, saya merasakan demikian.
Luohu Station. Station perbatasan Cina-Hongkong
Di perbatasan Cina dan Hongkong ini ternyata ada surga belanja. Para wanita.. saya yakin hormon Endorfin kalian meningkat di sini. Senyum merekah di wajah para wanita. Beli gak beli, belanja dan window shopping itu menyenangkan! Hahahaha *curcol*
Surga belanja itu bernama ShenZhen. Di sini kita bisa belanja apa saja dengan harga murah. Terutama produk fashion. Yang penting kita sedia duit aja yang banyak dan pintar menawar! Jangan lupa dengan tawar-menawara dengan kalkulator jika susah faham bahasa mereka. Mau belanja grosir baju? Ada. Sepatu, ada. Mainanan, ada. Tas, ada. Jangan sampai lupa bagasi pokoknya.
Belanjalah sebelum belanja itu dilarang
A Chinese Stamp. Dad bought one for his sign.
Siang itu kami gak langsung belanja, kami keliling Guang Zhou dulu. Mengapa saya namakan ini trip religi? Karena destinasinya ternyata ke beberapa makam penyebar Islam di sana. Pertama, kami ke makan Sa'ad bin Abi Waqash, salah satu sahabat nabi. Kemudian ke makam penyebar agama Islam yang lain. Itu saja. Thats it!
Tapi yang saya suka di sana, Cina selalu menjaga kekhasan budayanya. Punya khas di arsitekturnya. Meskipun masjid, makam, bangunan lainnya, semuanya tipikal. Dari warnanya yang didominasi warna kontras merah dan hijau, bentuk dan gayanya, hingga detilnya. Hanya isi dan kegunaannya saja yang beragam. Dan ini gak hanya di Cina saja. Di seluruh dunia. Semua tempat yang pernah disinggahi orang-orang dari atau keturunan negeri Cina, punya bangunan yang khas bukan?
Satu ruangan khusus wanita di Makam Sa'ad bin Abi Waqash
Tulisannya merah, tipikal.

Warna Merah dan detilnya mirip
Lagi-lagi merah dan Hijau
Gaya bangunannya sama meskipun ini masjid
Me, Dad and Mr. Djoko families
Bangunan di sana sebenarnya juga banyak yang modern, ada beberapa bangunan yang pernah saya lihat di majalah Arsitektur yang biasa saya baca. Jembatan penyeberangannya juga lucu, keren. Desainnya bervariasi. Jadi hampir tidak ada yang sama antara satu jembatan dengan jembatan yang lain. Kami sempat makan di restoran muslim yang cukup besar. Ada yang lucu di sini, mereka memakai beberapa notice yang ditempel dengan dua bahasa. Bahasa mandarin dan Inggris. Sayanganya, bahasa Inggris mereka agak kacau. Coba lihat ini..
:))
Salah satu desain Jembatan Penyeberangannya
Pernah lihat sususan bangunan ini di majalah
Trip setengah hari ini kami tutup dengan belanja. Lalala..yeyeye! *joged ala sahabat Dahsyat*
Semoga next time bisa ke Cina lagi dengan gratis :D

Friday, February 22, 2013

Bersekolah Kembali di Kelas Inspirasi

Tertidur! Haha.. Sering ngalamin ini juga? Foto: Adiar Ersti
Maen Petak Umpet sebelum masuk kelas. Foto: Mehdia
It takes more than 16 years for me to finish a formal education. But only a few times, not even close to 365 days, to get closer to my teachers. Dan saya menyesal sangat jarang sekali mendoakan mereka di setiap doa seperti saya mendoakan orang tua saya.

Tepat beberapa hari sebelum hari H Kelas Inspirasi, Ayah sempat mengingatkan kami untuk mengkhususkan doa kepada seseorang, siapa pun itu, yang kami anggap berjasa dalam hidup. Misalnya orang yang pertama kali mengajari membaca bismillah, orang yang pertama kali bisa membuat kami menulis, orang pertama yang mengingatkan kami untuk meminta maaf ketika salah, dan sebagainya. Siapa pun itu, jika orang itu memberikan kontribusi positif dalam hidup kita, we should do something good for him/her too. Harus!

Guruku, Inspiratorku.
Ternyata kata-kata itu bagi para guru bisa jadi terbalik. Muridku, Inspiratorku.
Di Kelas Inspirasi kemarin, saya menjadi guru sehari. Ada yang menyebut kami sebagai para inspirator. Di kelas itu, saya menjadi bisa berkata, "Muridku, Inspiratorku." Saya kembali bersekolah. Saya kembali mendapat banyak pelajaran. Saya kembali mendapat inspirasi.
Puisi "Guru" di mading SDN Kedung Cowek I
Puisinya mengharukan
Saya kebagian mengajar di kelas yang "super heboh" kata beberapa guru yang saya temui di saat survey sebelum mengajar. Saya malah tertantang melihat tingkah para siswa kelas 5A SDN Kedung Cowek I Surabaya tersebut. "Hmm..apa yang harus saya siapkan untuk mencuri perhatian mereka nanti ya?" pikiran tersebut terus terngiang hingga H-1 Kelas Inspirasi. Sebelumnya saya mendapat bocoran dari Bu Ningsih, wali kelas mereka,  bahwa mereka bisa agak "anteng" dengan menggunakan LCD. Fine! Salah satu ide muncul, saya akan putarkan slide foto dan video untuk mereka. Ide kedua muncul, saya akan menggunakan media maket untuk membantu saya menjelaskan profesi Interior Designer. Masalahnya, Tugas Akhir kuliah saya bukan berkonsentrasi ke sana. Tugas Akhir saya fokus ke perilaku pelaku desain, bukan desainnya. Tapi saya beruntung, dua sahabat saya, Nesya dan Vinca, Tugas Akhirnya berkonsentrasi ke Interior yang saya geluti sekarang :D Terima kasih buat pinjaman maketnya Vinc..

Saya masih butuh ide yang lain untuk menghabiskan waktu mengajar selama 1 jam 15 menit. Ide terakhir baru muncul di sore hari Selasa, 19 Februari 2013, gak sampai 24 jam sebelum saya mengajar. Pilihannya waktu itu adalah melakukan workshop membuat pohon untuk maket atau membuat paper toys. Sempat kepikiran untuk mengajari mereka bermain The Sims. Di game itu kan ada kesempatan untuk menata rumah dan perabotnya. Pas banget dengan profesi saya. Tapi ternyata di The Sims juga ada pelajaran dewasa, seperti flirting, kiss, dkk :* aw..aw..aw..

Pilihan ide terakhir jatuh pada ide membuat paper toys. Alasannya, kalau saya putuskan bikin pohon, agak gak nyambung dengan interior, karena komponen pohon yang biasa saya buat dipakai di maket eksterior atau tapak. Peralatannya saya juga gak siap. Sedangkan paper toys, saya tinggal download pola dari internet dan siapkan gunting-lem. Timbul masalah lagi ternyata, karena keputusan itu muncul sudah cukup malam, saya belum beli gunting dan lem untuk mereka.. huhuhuuu :(
Mau gak mau sebelum berangkat pagi itu saya harus membelinya.
Beberapa Paper Toy yang saya dan teman-teman buat di sela kerja
Rumah saya di Siwalankerto, sedangkan SD Kedung Cowek di sebelah Suramadu, which is lokasinya sangat bertentangan. 40 menit lebih perjalanannya. Saya baru berangkat pukul 6.30 karena harus cari gunting dan lem dulu. Hoshhh!!! ngebut ke lokasi ngajar. Pukul 07.20 saya sampai di Kedung Cowek. Malu banget! Telat ngajar :(
Kelas Mbak Ade Kumala yang sudah mulai duluan :D Foto: Adiar Ersti
Pake Name tag, gak mau kalah sama pengajarnya.. Foto: Adiar Ersti
Saya tergopoh-gopoh membawa dua maket dan peralatan lainnya. Para siswa sudah cukup heran melihat saya yang berkeringat ngos-ngosan sambil bawa kotak-kotak maket. Setelah sudah siap semua, saya mulai memperkenalkan diri. 

"Selamat pagi, Adek-adek! Nama saya Mehdia."
"Maaf ya telat, tadi habis pemanasan dulu. Seperti Olahraga. Kalian sudah pemanasan belum?"

"Belooooommmm"

 "Yuk, pemanasan dulu dengan bernyanyi.."

Akhirnya saya ajak mereka dengan ice breaking mengkomposisi suara dan gerakan.
Maket Interior Vinca yang saya bawa :) Foto: Adiar Ersti
Saya berikan kesempatan mereka menebak terlebih dahulu kira-kira profesi saya apa, dengan menunjukkan maket-maket tadi. Eh, ternyata ada yang langsung tanggap. Arsitek!! Tapi saya jelaskan bahwa pekerjaan saya lebih spesifik ke Interior Design. Mereka tampak bingung, apa itu?
Saya jelaskan dengan foto-foto proses saya dan teman-teman bekerja dan saya sisipkan beberapa cerita di dalamnya.
Mereka seneng diputerin video, diajak praktek bareng. Foto: Syerly Ade
Hey...bersyukur sekali loh mereka cukup menyimak saya di depan. Memperhatikan apa yang saya sampaikan. Saya tidak menemui anak-anak yang "heboh" yang seperti gurunya bicarakan. Saya melihat keantusiasan di mata-mata bening mereka. Apalagi setelah saya ceritakan soal kegiatan yang bisa saya lakukan di sela-sela kerja. Bepergian ke luar kota karena pekerjaan, traveling gratis, hingga bermain vector dan membuat paper toys. Nah.. lalu saya tawarkan untuk membuat paper toys yang caranya sama dengan membuat bangun-bangun di matematika. Saya sampaikan bahwa membuat maket itu mudah, sama seperti membuat paper toys itu, memakai pola.
Konsen motongin paper toy. Foto: Syerly Ade
Mencoba meteran yang saya bawa. Foto: Syerly Ade
 Lesson plan yang saya gunakan ternyata berhasil! Mereka semangat sekali membuatnya..
Ada yang mengerjakan sendiri di pojok kelas, ada yang cuma melihat saja. Ada yang berebut lembaran paper toys. Macam-macam tingkah pola mereka. Maket-maket yang saya bawa mereka kerubungi dan menyentuhnya dengan heran. Ada yang bermain meteran yang saya tunjukkan untuk mengukur perabot di dalam kelas. Sempat sih terjadi beberapa perkelahian di antara mereka. Tapi menurut saya wajar, saya dulu juga seperti itu kok, bertengkar, berteriak, menaiki meja, dipanggil kepala sekolah, dan sebagainya :D Saya seperti bersekolah kembali bersama mereka.
Seheboh apa pun tingkah mereka, serame apa pun kelasnya, saya tetap tidak melihat sisi nakal mereka. Saya melihat keseruan di sana. Saya melihat mereka yang punya semangat tinggi. Saya melihat mereka yang masih polos. Spirit itu yang kita perlukan sebagai seorang dewasa. Energi dan semangat yang tinggi, tidak mudah menyerah jika menginginkan suatu hal.
Berkelompok membuat furniture paper toys. Foto: Ade Kumala

Oh, Man.. coba lihat ada yang berkelahi di sana. Ini terjadi beberapa kali loh.. haha Foto: Syerly Ade
Dua siswa ini seneng banget lihat Paper Toy-nya jadi. Meskipun gak tau nama tokohnya Yoda. Foto: Adiar Ersti
Mereka penasaran dengan maket-maket interior yang saya bawa. Foto: Adiar Ersti
Hemm..spechless :)) Foto: Adiar Ersti
Bu Guru Mehdia mengajari bikin paper toy mobil. Foto: Adiar Ersti
Kak. punyaku sudah jadi! Foto: Adiar Ersti
Ditarik siswa-siswa buat foto bareng.. Foto: Adiar Ersti
Help Me!! Aku terjepit di antara mereka :)) Foto: Adiar Ersti
Saya sisipkan beberapa pesan di cerita saya pada mereka bahwa mereka harus berani bermimpi, mereka harus menuliskan segala mimpi, cita-cita dan harapan mereka. Kemudian saya yakinkan bahwa semuanya pasti menjadi nyata kalau kita percaya dan berusaha.
Mereka pasang beberapa di jendela kelas. Sweet :)
Furniture Paper Toys yang berhasil mereka buat.
"Kak, paper toy ini carinya dimana?"
"Kak, lain kali kalau ke sini lagi bawa paper toy yang banyak ya"
Lain kali saya pasti akan kembali ke sana, dan mungkin tidak hanya di SD Kedung Cowek saja, mungkin SD-SD yang lainnya :)
Kedung Cowek Team. Complete! Bareng Kepala sekolah dan beberapa guru.
Setengah hari berada di antara mereka ternyata membuat saya tepar di malam harinya. Saya membayangkan bagaimana para guru bisa bersabar dan setia mengajar.

Guruku, Inspiratorku.
Muridku, Inspiratorku.

Dari dulu saya percaya bahwa pendidikan itu tidak hanya kita dapat di sekolah, tapi di setiap momen kehidupan. Selama kita hidup, selama itu pula proses belajar-mengajar terjadi. Keep Inspiring, guys!

"Langkah menjadi panutan, Ujar menjadi pengetahuan, Pengalaman menjadi Inspirasi"

Wednesday, February 13, 2013

Malaysia National Mosque

When you get the map, there are several iconic places in it. Market, Department Store, Museum, Airport, Terminal, Big Church and Mosque are easy to find. So does Malaysia National Mosque, its easy to find.
a unique roof of Malay National Mosque
Actually that was not our main destination that day, we just wanna go to Botanical Garden. But when we see the map, the way to Botanical garden is leading us to some museums and other iconic building. We reach Malaysia National Mosque by foot. From our hotel in China Town, we go to Maydin supermarket where we found a lot of cheap things.

Malaysia National Mosque is about 3-4Km from Pasar Seni LRT station. Just walk trough the bridge and follow the sign to Taman Perdana. We also can see the unique form of the mosque's roof when we pass the bridge. It is colored green and has a minaret beside. There is no a dome for the roof. The design is really modern.
The yard is really wide, the kids can play in a playground and others do sightseeing around the mosque. We also can enjoy the snacks in a box car which parked in front of the yard. Hmm..so  many fries steamboat, rujak, and drinks that will make you drooling.
a box car that sells various snacks
you can do some exercise in a playground
Its a big mosque with a big yard and open for anyone, even non-moslem. But they have some rules to get into the mosque for the visitors who don't use a hijab and the non-moslem visitors. People who don't use hijab or the proper dress (as muslimah) must use an Arabic garments (Jubah). And there is visiting hours for non-moslem tourist.
Visiting Hours for Non Muslim
Awas Pencuri Kasut!! :D
The purple garments for visitor with no hijab
We can take a rest in the yard
I love the interior, unfortunately we can't take a photo in the mosque and they have some guard to watch what the visitor's do. These are some interior photos that i can took without anybody knowing :p But still, i can't take the main room which has a cool design.
 Staying in a mosque is always gives me a calm and quiet atmosphere. Don't you?