Friday, November 23, 2012

Mendadak Ke Hongkong

Pergi ke Hongkong, Macau dan Guang Zhou sekali jalan tidak ada sama sekali dalam rencana saya sebelumnya. Sempat sih terpikir pergi ke Hongkong iseng bareng teman, tapi itu bukan list wajib. Sekedar pembicaraan selingan saja.

Waktu ada Bobo Fair di Surabaya, kira-kira bulan Juni kemarin juga ada iming-iming hadiah jalan-jalan ke Hongkong dengan cara diundi. Iseng-iseng datang dan ikut undiannya. Kalau menang kan Alhamdulillah. Ternyata gak menang. Kira-kira hampir 2 bulan setelah itu, Ayah dapat undangan ke Hongkong. Kali ini Ayah memberikan jatah tiket ke-2 untuk anaknya. Pilihannya untuk saya atau adek laki-laki saya, Nobel. Tapi tiketnya ternyata gak cuma-cuma. Ada syarat yang diajukan Ayah. Gak masalah buat saya, I’ll do whatever to go there with free. Apapun buat gratisan :D

Singkat cerita, saya yang akhirnya pergi bersama Ayah. Keputusan kepastian kepergian saya tidak sampai seminggu sebelum keberangkatan. Saya baru ijin setelah tiket ada di tangan. Kalau ini jadi, berarti ini kepergian saya ke luar negeri dengan gratis untuk kedua kalinya. Alhamdulillah.. Entah amalan apa yang sudah saya perbuat. Bukannya sombong, tapi saya selalu yakin bahwa kebaikan yang seseorang dapat itu adalah balasan dari amal perbuatannya atau doa dari orang lain.
Hey..I'm in Hongkong!
Tanggal 15 Agustus sore saya masih meeting, padahal jam 7 sudah harus check in. Akhirnya in a rush ke rumah. Langung ke airport dan bertemu dengan ayah di sana. Waktu itu tidak ada perasaan apa-apa. Tidak terlalu excited, tapi seneng. Dan masih capek.
We went to Jakarta first. Beruntung sekali saya naik Garuda Indonesia. Maklum, untuk ukuran backpacker seperti saya belum mampu beli tiket GA. Pelayanan dan fasilitasnya oke beud :D
Perjalanan Jkt-HK hampir 5 jam lamanya. Setelah cukup mati gaya di pesawat, nonton film, makan, tidur, pukul 03:50 waktu HK (lebih cepat 1 jam dari WIB dan sejak di sini saya bercerita dengan patokan waktu HK ya) akhirnya kami sampai. Mr. Ujang picked us up. Jarak airport ke kantor konsulat ternyata cukup jauh. Keluar dari airport selain dengan kendaraan pribadi ada alternatif transportasi. Shuttle bus airport dan kereta Airport Express. Kira-kira satu jam perjalanannya dengan asumsi tanpa macet. Saya sempat tertidur di perjalanan ke Cos Way Bay. Setelah sampai di KJRI kami pun langsung ke lantai tempat kami menginap yang berada di gedung yang sama. Sebenarnya ada juga kok beberapa tempat inap low budget yang bisa kita pakai. Misalnya Hongkong Down town Backpacker, Tsim Tsa Tsui Budget Hotel, Li's Hotel dan beberapa hotel lainnya. Harganya lumayan murah dan variatif. Dari 26 HK dollars hingga 70an HK Dollars. Coba lihat di sini. Yang penting bisa tidur dan mandi saja sudah cukup sih.
get a little rest first before start the day here
Pagi itu masih sekitar pukul 07:30 atau pukul 08:00. Aktivitas di sini ternyata cukup molor. Jalanan terlihat sibuk pukul 9 ke atas. Pertokoan baru buka jam 11. Pukul 9 saya diajak Ayah berkeliling di sekitar KJRI. Ke beberapa tempat teman Ayah. Jalan beberapa blok dan kami sudah sampai di Bakso Arema. Pemiliknya memang asli Malang. Sayangnya hari itu masih Ramadhan, saya belum bisa mencoba menu mereka. Setelah bercakap-cakap sebentar kami langsung ke tujuan yang lain. Ke daerah dekat Victoria Park. Di sana saya baru bisa online kembali di warnet milik orang Indonesia. Bu Fatimah nama pemiliknya. Saya belum beli sim card sana. Eh pas mau beli sim card, dapat gratisan dari teman Ayah seHPnya sekalian :)
Salah satu kartu di sana. Buanyaaaakk macamnya
a very kind of Mr. and Mrs. Ujang, they totally nice for hosting us
Mrs. Joko and Mrs. Uni. They are expert to bargain something :D
Di Hongkong ini memang tidak murni liburan tujuannya. Ayah mendapat tugas tahunan untuk mengisi beberapa khalaqah (kelompok pengajian) selama beberapa hari Ramadhan dan untuk khutbah Idul Fitri. Kebetulan tahun ini Ayah ditugaskan untuk khutbah di Macau. Dan anak wedoknya ini akhirnya ikut ke Macau juga.. Hahaaaa..Cihuyyyy!!
Buka puasa pertama kami di sana adalah di Moslem Canteen Masjid Wan Chai (Islamic Center Wan chai). Dan ini adalah buka puasa pertama saya di negeri orang. Di sana semua gratis bagi yang berpuasa. Suasananya benar-benar beda. Mayoritas pengunjung di sini adalah orang Iran, sehingga beberapa masakannnya adalah masakan khas Iran. Kare daging dengan bumbu khasnya misalnya.. Lemon Madu yang seger. Wenaaakk..
Dijamin Halal. Alhamdulillah
Menu buka puasa pertama di HK

Celebrate Independence Day
Wear Kebaya and ready to celebrate the Independence day
Saya ikut upacara 17 Agustus di rumah singgah Bapak Konjen, Teguh Wardoyo. Karena iseng, saya gak ikut barisan peserta, saya masuk ke barisan jurnalis biar bisa puas ambil foto.
Meskipun pesertanya sedikit, kami tetap merasakan kebanggaan bisa melakukan upacara. Bendera merah putih kita berkibar di negeri orang. Perempuan berkebaya dan sang pria berpakaian rapi lengkap dengan peci. We are Indonesian!
Bendera Indonesia berkibar di langit Hongkong
Bendera HK ikut berkibar di antara bendera Indonesia
Sang Saka Merah Putih
Petugasnya juga bikin bangga, mereka para TKI yang sudah dilatih beberapa bulan untuk bisa mengibarkan sang saka merah putih.
Mbak-mbak TKW yang bikin bangga
Mr. Teguh Wardoyo as an Inspector
Malamnya kami sempat mampir ke The Peak. Tujuan favorit para wisatawan untuk melihat gemerlap lampu Hongkong dari gedung-gedungnya. Kita juga bisa menikmatinya dengan membeli tiket trem dan berputar di atas bukit dengan trem. Cocok banget buat para pasangan yang mau kencan romantis. :*
The Night view of Hongkong from Peak
an old trem. cuma miniaturnya saja sih.
Di sini lebaran tidak begitu terasa suasananya, karena moslem di sini bukan mayoritas. Tapi persiapannya cukup saya rasakan saat berkunjung ke Warung Malang favorit warga Indonesia di Hongkong. Mereka sedang menyiapkan ketupat sayur untuk lebaran besok. Aaaaa..sayang banget gak bisa nikmatin ketupatnya keesokan harinya, saya ikut Ayah ke Macau.
Ketupat di Warung Malang
Sempat ke Victoria Park waktu pagi hari. Masih sepi dan gak rame seperti weekend. Karena hari itu masih hari aktif sih. Victoria Park adalah tempat gaul para TKW Indonesia. Pas weekend di sini full of Indonesian! Warga Hongkong sangat memaklumi jika terjadi kemacetan di area ini. Hongkong memang terkenal dengan TKW yang sejahtera. Jangan kaget kalo misalnya ada yang tiba-tiba menyapa kita, "Lagi libur, Mbak?"
Omigoooodddd.. Saya mengalaminya --"
Public Toilet on Victoria Park. Love it. It is opened, clean and nice.
Jogging Track di Victoria Park
She's more than 60 YO, anyway..
Tiap Minggu, Indonesia pindah ke sini :O
Banyak yang lesbi. Yang pake peci itu juga perempuan loh..
Setelah setengah hari di Macau untuk sholat Idul Fitri, malamnya kami halal bihalal dengan keluarga KJRI.
Me, Mrs and Mr Teguh, and Dad
Kuliner di sana cukup beragam sebenarnya, tapi karena tidak semua bisa kami makan, jadi hanya beberapa saja yang saya coba. Makanan favorit saya ada di Moslem Canteen Islamic Center, lokasinya di lantai 6. Banyak sekali macamnya, dari dimsum hingga ikan dan sayuran macamnya banyak. Favorit kedua adalah Ebeneezer's Kebab. Ada di daerah Wanchai 2, areanya club, bar dan tempat-tempat dugem gitu sih. Tapi di sini halal kok.
Kalau pengen diramal, di pinggiran jalan sana juga banyak peramalnya. Tapi sekali ramal bisa sampai 300 HK dollars. Gak jauh dari situ adalah tempat lokalisasi. Tandanya, ada plang-plang berwarna-warni dengan lampu sirine di atasnya. Gak jarang juga para mbak-mbak seksi mangkal di depannya.
Jajaran peramal di Jordan Street
Sempat makan di warung traditionalnya Hongkong juga, lokasinya di Jordan street. Masuk pasar senggol Jordan luruuuus aja. Nah, nanti di sebelah kiri bakal nemuin beberapa warung dengan banyak plastik untuk pintunya. Thats it!
Menunya didominasi seafood, tapi masaknya oke dan gak biasa. Ada potluck ikan asin, ada ikan kecil-kecil panjang yang ditepungin gurih, ada sup kol yang bikin nagih, udang rebus dengan saus. Aaaa..macem-macem. Nulis ini aja bikin laper..
Ebeneezer's menu
Kebabnya gwedeeeee
Menu di Moslem Canteen Wanchai
Dim Sumnya beda dengan dim sum di Surabaya
Resto traditional HK
Udang rebus dikasi saus hitam
Ikan kecil dengan tepung yang gurih
Sup Kol
Potluck ikan asin
minuman soda pasangan makanan tadi. Bukan, ini bukan bir kok
Menurut saya, biaya yang cukup menghabiskan budget di sini adalah makanan. Rata-rata 20-30 HK dollars yang cukup murah. Ada sih yang 15 dollar, tapi tempatnya jarang banget yang ada di pinggir jalan. Jarang di jumpai. Syukur-syukur nemu tempat makan yang pemiliknya orang Indonesia. Kebanyakan orang Indonesia punya toko-toko yang menjual berbagai jenis kebutuhan dengan harga murah, lokasinya ada di dalam ruko-ruko atau gedung perkantoran yang disewakan.

Kalau mau belanja, tempat yang oke dan murah adalah Mongkok. Kedua Jordan street, ketiga di pasar-pasar terdekat seperti wanchai atau coswaybay. Tawarlah sepintar mungkin. Beruntung kalau waktu belanja ditemani seseorang yang bisa bahasa lokal. Kalau gak bisa, tawar pakai kalkulator. Lebih spesifik! Pengen lebih murah lagi? Ke Shen zhen saja, perbatasan Hongkong dan Guang Zhou :)
Di emperan, ada juga yang bisa bhs Indonesia karena saking banyaknya penduduk kita di sana
Karena gak punya banyak waktu untuk jalan-jalan, saya gak bisa keliling sepuasnya. Get lost sendirian bisa sekitar 1 jam saja. Itupun sendirian muter-muter kota jalan kaki. Kartu octopus saya isinya terbatas, gak punya duit receh untuk naek Teng-teng, bus bertingkat semacam busway yang punya jalur sendiri. Tapi cukup menyenangkan kok keliling kota ini. I'm not a city oriented, masih prefer Indonesia kalau mau benar-benar ke alam.
Nemu gang yang kayak gini
A long way to road
Ibu-anak pas di Teng-teng
Anjingnya cute!
Masjid Jami' Kowloon Park
My Fave Olympic stairs
Satu lubang di Jembatan penyeberangan. Nothing special sih, tapi lucu aja buat difoto
Overall, Hongkong is safe for get lost alone. Its nice to get a city tour here. Do bargain with calculator if you can't speak Kanton. and Still, I love Indonesia.

No comments:

Post a Comment