Wednesday, November 6, 2013

A (little) Happiness for The Blinds

Tahun baru hijriyah 05 November kemarin menjadi hari bersejarah lagi untuk saya dan keluarga.
Kami memperingatinya dengan cara berbeda. Tanggal merah yang berbeda karena di hari libur itu kami memperingatinya bersama sebagian tunanetra di Jawa Timur untuk PTSB (Pendalaman Terapi Shalat Bahagia) bersama Kun Yaquta Foundation.
A (little) happiness for The Blinds
Hand in hand
Pagi itu hari saya dibuka dengan telepon seorang relawan yang bersedia menjemput para tunanetra di meeting point Bungurasih. "Mbak, saya sudah di Bungurasih, saya harus nunggu di mana?"
Wow, itu masih setengah 6 kurang. Saya baru selesai mandi. Pukul setengah enam tepat saya berada di pintu keluar terminal luar kota. Beberapa menit kemudian, para relawan yang ikut menjemput sudah lengkap. Total ada 5 mobil yang bersedia menjemput 24 tunanetra dari luar kota Surabaya yang ada di meeting point Terminal Purabaya (a.k.a. Bungurasih). Salut banget sama mereka semua yang datang on time, merelakan waktu dan tenaga mereka untuk para tunanetra. Waktu itu saya yang sendirian mengkoordinir para tunanetra, dibantu oleh salah satu relawan untuk mencari satu persatu mereka yang berpencar, menggiring mereka ke mobil dan memastikan mereka semua terangkut hingga ke lokasi acara.

Tidak ada rasa malu dan lelah ketika mencari mereka ke sana kemari, menelepon masing-masing dari mereka dan menuntun mereka. Saya seperti diberi kekuatan untuk menolong mereka meskipun orang-orang melihat kami dengan heran. Ada bapak kondektur yang menolong saya mencari mereka. Alhamdulillah sekali banyak yang membantu dan dipermudah oleh Allah.

Setelah hampir satu setengah jam berputar-putar dan menunggu para tunanetra, saya kembali pulang dan bersiap-siap ke lokasi acara.

Ketika saya datang, acara sudah mulai. Setelah mengobservasi sebentar, saya melihat jumlah relawan yang membantu kelancaran acara ini banyak sekali. Saya melihat ketulusan mereka, benar-benar tulus. Saya tahu sebagian dari mereka latar belakangnya adalah orang-orang mampu yang (mungkin) hartanya sudah berlimpah. Dan hari itu saya melihat bagaimana mereka sangat telaten menggiring para tunanetra ke sana kemari untuk berwudlu, membantu membetulkan gerakan shalat mereka, mencarikan sandal hingga memakaikan di kaki mereka. Saya terharu melihatnya.
shalat bersama dengan penuh renungan
Faisal, peserta termuda. Gak pernah gak senyum :D
Mata saya berkaca-kaca mengingat itu semua. Melihat para tunanetra tersebut seperti berkaca untuk nikmat yang sudah diberikan Allah. Bahwa saya sudah diberi banyak kenikmatan olehNya. Terlebih lagi saat proses pendalaman shalat yang penuh haru, tidak ada perbedaan di antara kita. Posisi kita semua sama di hadapan Allah.
Terharu
Senang sekali bisa mengalami peristiwa tersebut. Tidak ada keluhan sama sekali dari para volunteer. Bahkan mereka berterima kasih kepada kami karena diberi kesempatan berbagi. Mengharukan.
Masih banyak kekurangan dari kami atas acara tersebut, karena baru pertama kali itu kami mengadakan acara yang berbeda. Tapi dengan itu, kami belajar banyak untuk memperbaiki diri.
Sandal mereka yang pada akhirnya menjadi peristiwa heboh untuk mencarinya
Dear, blinds..Thank you for inspiring us, for reminding us that we have sooo many things to be thanked.
Dear, volunteers..Thank you for the great help. We are speechless to say thanks to you..
Mungkin dengan berbagi sedikit kebahagiaan ini bisa menjadikan kami dan mereka bahagia dunia dan akhirat.

May Allah bless you All