Sunday, November 25, 2012

Cuma di Macau, Habis Sholat Ke Casino

Macau adalah negara bagian dari Cina. Satu pulau yang terkenal dengan perjudiannya. Masuk sini suasananya sudah kayak Los Angeles kali ya.. Lampu-lampu dimana-mana. Perjudian yang legal. Bahkan pemasukan utama negaranya dari bisnis sini. Kotanya juga dibangun dengan hasil bisnis ini.
Gak memungkiri, kotanya berkembang pesat karena judi. Desain bangunan-bangunannya sudah modern. Futuristic malahan, meskipun banyak juga yang masih mengusung gaya klasik khas peninggalan Inggris.
Casino? Hotel? Business? Mall?
Gimana ceritanya saya bisa nyangsang ke kota judi ini? Hahaa
Lagi-lagi dapat perjalanan gratis dan tidak terduga. Awalnya ke Hongkong sama Ayah karena tugas. Terus, tiba-tiba ada perubahan jadwal. Pas hari raya, Ayah ditugaskan ke Macau. Huoooo...oooo..
Jadi, saya ikut ke Hongkong dan Macau!
Beli tiket Turbo Jet dulu yuukkk..
Hemm..gak ada malam takbiran di HK. Saya, Ayah dan Mas Ampon (staff KJRI yang menemani kami) berangkat setelah buka puasa terakhir. Unfortunately, saya gak sempat buka juga waktu itu. Cuma maem beberapa pisang dari kulkas, karena takut ketinggalan kapal. Coswaybay ke pelabuhan Hongkong kira-kira 40 menit. Kami langsung beli tiket ferry ke Macau. Economy class 185 HK$, Turbo Jet nama kapalnya. Jangan dibayangkan kapal ferry di sini sama dengan di Indonesia. Di sini Economy aja kayak kapal cepat berkelas VIP yang pernah saya tumpangi waktu ke Sabang. Ekonominya KM Kartini yang ke karimun jawa, jauuuuuuuuuhhhh bedanya, cuy!!
1 tiket 185 HK$
Suasana dalam Kapal
Perjalanan HK to Macau by Ferry ini memakan waktu kurang lebih satu jam. Malam itu kami berangkat kira-kira pukul 21:00 sampai pukul 22:10 waktu setempat. Isinya bhok... orang-orang cina daratan deh kayaknya, mau judi, mau liburan, entahlah. Bawaannya gede-gede.
Welcome To Macau
Sampai di Macau, sudah ada yang menjemput kami. Bu Widya namanya. Saya menyebutnya Srikandi para TKW Macau. Bu Widya adalah pejuang wanita yang membantu permasalahan para tenaga kerja di sini. Beberapa kali masuk penjara karena proses pembelaan. Pemerintah setempat dan dinas sosial Indonesia pasti sudah mengenalnya. Beberapa kali berurusan soal birokrasi dan sebagainya. TKW yang gila, diperkosa, punya anak gak ada bapaknya, disiksa, dan sebagainya. Hampir semuanya dibantu oleh bu Widya. Bahkan rumahnya dijadikan shelter bagi mereka.
Bu Widya, paling kiri. Suguhannya ngenyangin :D
Gang-gang masuk apartmentnya kayak gini
Sisi lain gemerlapnya Macau
Kami langsung mampir ke tempat perhimpunan muslim di sana. Alhamdulillah.. akhirnya buka juga setelah kelaparan. Bayangan Macau kota yang gemerlap belum terlihat di sini. Di sini saya malah melihat deretan rumah-rumah kumuh, kayak di film-film mafia Cina gitu lokasinya.
Ayah dan Mas Ampon menginap di satu hotel, karena tidak ada kamar tersisa akhirnya saya menginap di shelter tempat Bu Widya, bareng mbak-mbak yang bermasalah tadi. Cukup menyenangkan juga, saya bisa tau dan sedikit mengulik kehidupan mereka yang membuat saya penasaran.
Bu Widya mengambili zakat para mbak-mbak tkw
Sebagian zakat yang kami bawa malam itu
Sebelum menuju shelter Bu Widya, kami sempat mampir ke beberapa tempat kumpul para TKI untuk mengambili zakat fitrah mereka. Saya melihat langsung beberapa pekerja berkumpul membuat makanan kecil untuk berkumpul keesokan harinya, setelah sholat ied bersama. Ada satu balita di sana. Ganteng, pinter. Namanya David Abi. Masih 3 tahun usianya. Ibunya sudah di Indonesia, gak mau merawat dia. Punya suami di Indonesia sejak sebelum ibunya pergi jadi TKW. Bapaknya orang Nepal, gak mau tau soal David dan ibunya. Jadilah anak ganteng ini dirawat bu Widya dan teman-teman tkw lain.
Bulan ini atau bulan kemarin kalau tidak salah David akan ke Indonesia. Bukan dirawat sang ibu, tapi dinas sosial. Dan baru beberapa bulan terakhir, bapak kandung David kadang mencuri waktu berkunjung ke shelter tersebut.
David Abi, an attractive and smart boy
Saat itu pukul 01.00 dini hari, kami baru mendapat taxi dan pulang. Gak nyangka, pas turun dari Taxi saya melihat arsitektur klasik yang menakjubkan. Kereeeeennnnnn!!!
Ternyata shelter Bu Widya berlokasi di Historic Centre of Macau yang sekarang jadi pusat administratifnya. Huooooooooo... mata langsung melek. Gak kerasa ngantuk!
Turun dari Taxi disambut ginian. Aaaaaak! streetscapes dengan Arsitektur kolonial dan klasik
Jepret sana, jepret sini. Itu dini hari, dan saya keliling gak jelas ambil foto. Cuma satu yang kurang dari tempat ini. Saya gak ada yang motoin :(
Tourism Centre of Macau and also Business centre
Ada streetscape yang jadi tempat nongkrong para Filipino, Lilau square, St. Augustine square and church, Ruins of St. Paul, some temples, Tourist informationnya ada di kawasan ini juga, Museum of Macau, jajaran pertokoan yang lucu dan menarik dan lainnya. Awesome!
Kantor Pemerintahannya
Museum of Macau. Cantik banget loh..
Ruins of St. Paul. Duuuhhh..susah bener ambil foto ini. Gak ada tripod, flash dan malem pula.
Ini sih ambilnya pas pagi. Suka dengan sudut kotanya

Kira-kira satu jam saya keliling tempat ini, pengennya lebih lama, tapi kasian Bu Widya yang menunggu saya menggila sendiri.

Kami cuma tidur beberapa jam. Sholat subuh terus siap-siap untuk sholat ied. Kamar mandinya antri, karena banyak penghuninya di sini. Bangun-bangun juga sudah tersedia sarapan. Gak kebayang repotnya mereka.
Satu bus isinya Indonesia semua. Pada mau sholat Ied
Kami bersama-sama menuju tempat sholat Idul Fitri naik city bus. Tempat sholat kami adalah satu tempat latihan dan berkumpul para warga Indonesia. Seperti sebuah klub olahraga sih kelihatannya. Pemiliknya orang Cina. Di sini gak ada masjid, jadi sholat kami ya di tempat-tempat seperti ini. Suasana idul fitri waktu itu sangat mengharukan. Kita semua sedang jauh dari keluarga di hari raya. Ini hari raya pertama saya tanpa keluarga besar. Tanpa Ibu, kakak, adek :(
Lokasi kami sholat Ied
Well, cuma di sini kita bisa langsung ke tempat judi setelah sholat Ied. That was we did. Keluar dari area sholat, kami rencanakan ke City of Dream, salah satu area judi dan entertainment lainnya. You know what, kami ke sana masih pakai pakaian hari raya kami. Saya masih pakai jubah. Ayah dan Mas Ampon masih pakai Baju taqwa, jas dan peci.
"Who cares," kata Ayah. Tapi para lelaki sudah ganti duluan di dalam taksi, sedangkan saya belum. Jadi, pas masuk situ benar-benar masih berjubah dan berransel. --"
Setelah masuk, baru deh cari toilet.
Welcome to the City of Dreams
Interiornya...interiornyaaaa.. Aaaaakk..keren. Gak tahan buat ambil gambar, buat referensi :D
Gak bisa bayangin budget yang mereka punya berapa.. materialnya saja gak biasa. *sambil muter sambil megangin material2 yang dipakai. Survey bangeeettt*
Hohoooo..Berhasil masuk sini
Plafondnya lucu. Itu yang bentuk ikan isinya bohlam-bohlam lampu
Lampunya kereeeennn. Kalo dari jauh, efeknya kayak hujan
Designnya main lighting dan bentukan aja
Hiasan di Plafond pake bentuk-bentuk awan. Lucuuuuu!
Area hotel dan business centre
Itu Plafondnya pake gypsum, secondary skin di dinding pake resin
Nih, dari dekat partisi buatannya
Cool!
Kami berniat melihat pertunjukan Dancing in a Water yang harga tiketnya 500rb lebih kalau dikurskan ke rupiah. Gilak, kalo gak dibayarin gak bakalan mau deh nonton itu. Unfortunately, jamnya sore. Sedangkan kami harus kembali ke HK sebelum jam 3 :(
Masuk Casino for the first time. Habis sholat Ied pula. ckckckck
Kami masuk ke casinonya. Sempat dilihatin gitu, pake jilbab masuk casino. Hehee
Cuma penasaran aja kok, gak ikut maen. Tapi gak bisa ambil foto.. ketat banget.
Niatnya mau nonton ini..tapi mepet waktunya
Perempuan bak putri duyung menari di dalam air, looks like real. Tapi cuma animasi tapi dilapisi air layarnya.
Setelah dari City of Dream, kami meluncur ke The Venetian. Satu blok nyebrang dari City of Dream.
Gayanya klasik pol! beda dengan City of Dream yang gayanya lebih modern. Lagi-lagi cuma bisa ngomong, "Keren!!" Jalan-jalan di sini sambil bayangin scene-scene di Boys Before Flower. Aw..aw..aw..
Susaaahh ambil foto narsis di sini. Orang-orangnya lalu lalang!
So Classic!
Wokeeee kaaaannn?!!
Harus ada Foto narsis di sini..
Bisa keliling pake perahu lengkap dengan pendayungnya yang nyanyi seriosa
Dad, Me and Mas Ampon. Sama-sama suka jalan!
Kalian gak bakal tau di luar lagi hujan atau gelap. Karena di sini didesain outdoor dalam indoor. Mirip di Singapore juga sih.. lupa nama tempatnya.
We see so many "saida" di dalamnya. Ternyata artinya "exit".
SAIDA=Exit
Belum puas kami mengelilingi Macau, bahkan kulinernya belum tersentuh. Kami langsung kembali ke HK utk acara di sana.
Hey iya, di pelabuhan, airport dan tempat-tempat hiburan tadi tersedia bus yang bisa mengantarkan kita ke tempat-tempat tujuannya secara gratis. Gak bayar sepeser pun! Hebat kan..
Semoga Indonesia bisa seperti ini. In a good way, of course..

No comments:

Post a Comment