Tapi hal itu yang terbesit di ingatan kami waktu menyebut kota Trenggalek.
Bukan hanya saya, tapi Ajmal juga mengingatnya jelas. Why it become so memorable??!
Jadi begini ceritanya, ide itu muncul tiba-tiba beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1440H. Who started it? Ayah!
Waktu itu memang kami merencanakan family trip ke luar kota which has beaches in it. Not in Malang dan sekitarnya. We need other city to get away, please.
Ayah bilang, "Kata pegawai Ayah di depot, Trenggalek banyak pantainya juga, Dek."
Fine, kita ke sana!
Sama siapa? kami ajak saudara saya yang pengen ikut. Terjaringlah (heheeee) Kakak Shinfi and Family, Dek Fina and Nawa.
Kami putuskan pakai Mobilio daripada Livina yang STNKnya sedang diragukan.
Berangkatlah kami di hari Jum'at, 3 Syawal, di jam yang nanggung. Jam 10 an dari Surabaya.
Tujuan utama kami sebenarnya adalah Trenggalek saja. Susur pantai daerah sana. Tapi ada beberapa tujuan yang tidak terencana such as silaturrahim ke Jombang (pak dhe nya Mas Nahid, kakak ipar) waktu berangkat dan sampai Tulungagung mampir ke rumah neneknya adeknya Mas Nahid.
Jalur yang kami tempuh ke Trenggalek via Jombang-Kediri-Tulungagung-Trenggalek. Alhamdulillah lancar, hanya saja waktu sampai di Tulungagung sudah Maghrib dan sampai saat itu kami belum dapat penginapan. FYI, mencari penginapan di daerah memang susah via aplikasi quickly hotel seperti traveloka, tiket.com, dkk. Hampir gak nemu. Di Tulungagung kami sampai ditawari menginap di rumah saudara tadi. Karena sudah cukup malam untuk menuju Trenggalek dan saya juga ragu di sana bakal ada penginapan atau tidak. Apalagi saat itu weekend.
Akhirnya kami putuskan mencari penginapan apa adanya di Tulungagung. Melalui pencarian di situs andalan kita semua (google), kami menemukan tempat inap yang murah (kami cari yang murah karena hanya untuk tidur beberapa jam saja) dan at least nyaman buat tidur. Palapa Hotel. Hotel lama dengan khas hotel-hotel di daerah yang apa adanya. Ya begitulah.. you can describe it.
Harganya murmer, Rp. 170.000 untuk sekamar isi 3 single bed dan KM dalam. Alhamdulillah
Besok paginya, pukul 06.00 kami check out cari sarapan. Because stay in Tulungagung wasnt planned before, we dont know where will go to eat. Itenerary saya sih di Trenggalek.
Baiklah, lets search in google. Ayam Lodho khas Tulungagung. muter-muter akhirnya nemu deh warung yang reviewnya bagus ini. Gak ada namanya, cuma Nasi Lodho gitu aja..kita cari yang ramai pengunjungnya.
Tuh, tulisannya di atas kita. Nasi Lodho! |
Rameeee |
Ibu berjilbab merah adalah Bu Yatin |
Makan di tempat kayak gini penampakannya |
Hmm..looks delicious. Gak sampai sepuluh ribu udah dapat seporsi nasi dan beberapa lauk ini |
Realnya, kami sampai di pantai hampir dhuhur. Hmmm.. sudah panas ngentang-ngentang, hot-hot potato.
Pantai Pelang ini ternyata lokasinya di perbatasan Trenggalek - Pacitan. Apalagi jalan yang kami tempuh full tikungan gunung. Bahkan kami sempat setengah jam untuk melewati satu tikungan saja karena tikungan tersebut tajam sekali dan curam.
Total jalan lenggak-lenggok tersebut kami lalui selama minimal 2 jam. Hmmm..Mabok, guys!
Beruntungnya kami masih ketemu orang-orang baik yang mau menolong kami saat mobil kami gak siap nanjak. Driver saat itiu (Mas Nahid) udah pengen give up aja mau balik. Tapi kami putuskan lanjut karena perjuangan perjalanannya sudah jauh, sia-sia donk kalau mau balik :(
How were the kids? ikutan mabuk :(( huhuuuu
Ajmal yang sudah pernah mengalami jalan serupa Alhamdulillah cuma tegang aja, mungkin sedikit pusing. Not with Mahir. He totally rewel, mabuk tikungan, pusing dan segala macam yang orang dewasa alami saat mabuk darat. Hingga akhirnya kami sampai di sana dengan disambut parkiran yang ramaiiiiii..
Bayangan pantai yang syahdu, santai-santai dari keramaian hilang total waktu sampai di sini.
Baiklah, saya tidak boleh menampakkan ekspresi tersebut di depan anak-anak. Bisa-bisa ekspektasi mereka untuk main seru di pantai juga ikut hilang.
Alhamdulillah wa syukurillah the kids are happy. Yang dewasa duduk manis aja sambil jajan.
Pantainya memang bagus kok, really. Khas pantai di selatan Jawa. Ombaknya cukup besar, ada palung-palung yang mengelilingi pantai ini. Berikut foto-foto kami di pantai Pelang ini ya..
Oya, sebenarnya kami pilih pantai ini juga dengan pertimbangan di lokasi ini juga ada air terjun juga. Ada penangkaran penyu pula. Lengkap deh pikir kami. Tapi ya gitu, karena momennya saja yang kurang tepat, jadi rasanya kurang menikmati tempat ini. But, we really happy when we see the kids happy.
First time Mahir ke pantai..perkenalan dulu. Nangis.. |
Santai di pantaaiii |
Happy to see Ajmal happy |
Adek masih mecucu gak mau nginjek pasir, jijik. |
Bunda kodok mau lompat. Hap! |
Alhamdulillah again, and again. Mereka tidur selama jalan lenggak-lenggok tadi. Terbangun waktu jalannya sisa dikit aja menuju kota.
Kami mampir Madiun untuk makan malam. And we choose Nasi Goreng dan krengsengan Babat yang rame dan antriiiiiii. Saya pikir cepet dilayani, ternyata lwamaaaaaa puol. Jam 7.30 kami order dan jam 8.30 kami baru makan. Laperrrrrr!!
Rasanya memang enak, tapi pelayanannya yang bikin males untuk mengulang lagi.
Dari Madiun jam 21.00 dan sampai di Surabaya jam 23.00. Entah kecepatan berapa mobil ini dilajukan Ayah. Alhamdulillah sampai Surabaya dengan sehat.
Alhamdulillah wa syukurilah, bisa main ke pantai lagi setelah berapa dekade :D
See you next trip!