Monday, July 29, 2024

Belajar Legowo

Kemarin, saya mendengar sebuah kisah yang membuat saya merenung. 

Seorang ibu, menangis tersedu-sedu karena sakit hati dengan kata-kata anaknya di telepon. Menurut sang ibu, ini tidak sekali dua kali sang anak membentaknya.
Mean while, 
Sang anak, sangat mungkin tidak sadar jika ia sudah membuat sakit hati ibunya. Saat ia bicara, ada nada tinggi di omongannya. Dan waktunya kurang tepat, si anak sedang lelah karena kerjaan dan rumah tangganya.
Karakter si anak pun juga bukan tipikal yang suka cerita ke orang lain soal beban hidupnya. Begitu pula ibunya. Jika punya masalah, kurang bisa mengkomunikasikan dengan baik pada yang bersangkutan.

Karena saking sakit hatinya, Ibunya sampai berkata tidak bisa memaafkan si anak meskipun sudah saling minta maaf. Si Ibu bersumpah tidak mengajari anaknya membentak seperti itu. 

Jadi, salah siapa sebenarnya? 
Apa nilai yang bisa saya ambil?? 

Salah siapa? NO ONE! 
Salap faham bisa terjadi oleh siapa pun, kapan pun, di mana pun. Keduanya kurang bisa menyampaikan komunikasi dengan baik di saat yang kurang tepat.

Hmm..dari mereka aku akan belajar berkomunikasi yang baik terutama ke orang tua. Jika memang sedang capek, lebih baik bilang capek dan bicara lain kali saja. Kadang aku juga sadar omongan bernada tinggi terlontar ke ibuku. Bukan aku saja, kakakku, adekku juga pernah. Dan alhamdulillah kami saling mengingatkan jika memang salah, kami minta maaf. 

Aku akan belajar memaafkan, siapapun. Terutama anakku, suamiku, orang tuaku, saudaraku. Aku belajar banyak ke ayah ibuku, mereka berdua.. Subhanallah.. Saya bersaksi beliau orang yang sabar dan pemaaf. Meskipun kadang kebaikan ini dimanfaatkan oleh orang lain. 

Sebagai orang tua, aku akan terbuka, menerima masukan, kritik dan berkomunikasi yang baik dengan anak-anakku. Aku harus belajar legowo jika memang aku ada kesalahan dalam membesarkan, membersamai anak. Lagi-lagi aku bersyukur belajar hal positif ini dari ayah ibu yang selalu bertanya dan terbuka ke anak-anaknya soal apapun. Meskipun aku tau, kadang ibu suka mikir setelah kami sampaikan uneg2, tapi she says, thank you.. She will try better. 😭

Mungkin bagi aku, masalah di atas adalah hal sepele. Tapi belum tentu buat orang lain.
Bahkan mungkin, akupun bisa saja seperti itu di waktu tua nanti. Maka dari itu, aku harus belajar legowo dari sekarang. Bagaimana sikap anakku nanti, adalah hasil didikanku. Tamparan keras untukku jika memang tidak sesuai ekspektasi, tapi dari situ aku akan belajar untuk menjadi ibu yang lebih baik. 

Monday, July 1, 2024

Mengapa rumput tetangga lebih hijau?

Ting! 
Tiba-tiba notifikasi FB yang baru saya aktifkan kembali berbunyi.
Teman lama ditag seseorang.

Karena sdh lama sekali tidak dengar kabarnya, saya klik notifikasinya. Dan akhirnya saya terpancing untuk melihat kabar teman yang lain. Kebetulan yang banyak muncul adalah teman SMA. Dan circle pertemanannya ternyata masih sama.. Teman-teman yang dulu saya tahu mereka anak ga banyak omong, ikutan SKI (organisasi islam pas SMA), yang intinya mereka anak baik banget, ga neko-neko. Beda sekali dengan saya pokoknya.. Hehee

Oke, setelah sekian waktu surfing melihat dunia mereka.. Saya merasa iri. Iri melihat mereka ada yg sedang pergi haji di usia 30an, iri dengan pencapaian mereka yang jauh lebih baik dari saya, iri dengan cara mereka mendidik anak-anaknya dan lainnya.. Saya iri dengan semua hal baik mereka. Huhuuu..
Astaghfirullahalazim, Bolehkah iri untuk kebaikan?

Saya melihat mereka yang tawadhu, istiqomah dan pekerja keras.
Dan saya berdoa, semoga bisa banyak berbuat baik seperti mereka. Aammiiin

Thursday, January 25, 2024

Subhanallah walHamdulillah

Seminggu ini, pesanan galeri omahkoe bisa dihitung jari. Dalam seminggu tuh.. Biasanya setiap hari masih ada aja meskipun sepi. 
Tapi alhamdulillah dalam seminggu itu, aku bisa total ngerjain hal lain yang sudah lama sekali tertunda. Misalnya, siapin paket hampers lebaran, nyiapin produk baru, nyiapin hal yang insyaallah skalanya lebih besar dari biasanya. 
Alhamdulillah lagi, bisa tidur lebih awal.

Ada sih sesekali perasaan, "kok sepi yaa"
Tapi langsung kutepis pikiran itu, pasti Allah sudah merencanakan hal lain. 

Tepat seminggu, tiba-tiba ada order masuk. Banyak! Banyak sekali! Subhanallah
Dan barengan !!!
Ya allah, begitu besar rencanaMu. MasyaAllah

Kalkulator Allah tidak akan bisa tebak kapanpun.

Saturday, December 30, 2023

Banyakin bersyukur, kurangi mengeluh

Lebih banyak mana, bersyukur atau mengeluh? 
Tiba-tiba saya meneteskan air mata menulisnya. 
Sepertinya saya cukup bersyukur, tapi jika diingat kembali saya masih banyak mengeluh. 
Makin tua, masalah memang makin kompleks, kebutuhan makin banyak hingga kadang saya terbesit pikiran, "aku sudah bekerja begitu keras tapi kenapa hidupku masih gini-gini aja. "

Astaghfirullah.. Astaghfirullahalazim

Maafkan saya ya Allah yang sering tidak sadar mengeluh akan hidup yang Engkau berikan. :((

Padahal ketika flashback apa yang sudah saya alami, banyak sekali hal-hal baik yang saya dapatkan.

Jadi ingat surat di Qur'an, lupa surat dan ayatnya. Tapi saya ingat isinya begini:
"Barangsiapa yang mengeluh maka carilah Tuhan selain Aku. "
Hikss, astaghfirullahalazim.. 

InsyaAllah, saya akan terus berikhtiar dan lebih banyak bersyukur. Amiiiin
Alih-alih mengeluh, lebih baik saya bercerita saja kepada Allah. Kata Ayah begitu. 
Sebelum sholat dan berdoa sebaiknya redaksional dulu mau bercerita apa kepada Allah. Allah selalu mendengar isi hati hambanya 🥲

Sunday, December 17, 2023

Menulis Lagi

Halo, 
Bismillahirrahmanirrahim saya mulai i'tikad nulis kembali ya.. 
Saya rasa sudah lama sekali saya vacuum menulis jurnal.
Selalu ada rasa rindu untuk menulis, tapi hanya niat saja sampai beberapa tahun tidak terealisasikan.

Banyak rutinitas baru yang membuat saya menomor-sekiankan hobi menulis ini, terutama semenjak saya menjadi ibu dan menjalankan usaha sendiri. 

Sebelumnya, menulis saya sisipkan ketika malam hari anak-anak sudah tidur atau saat anak sekolah atau istirahat.

Alhamdulillah sudah beberapa tahun ini usaha saya meningkat dan jam kerja adalah all day long selain waktu melakukan pekerjaan rumah tangga dan waktu tidur malam. 

Di sela-sela itu, jika ada waktu luang sedikit saya pakai untuk rehat sebentar dan nonton drama.. Huhuu hobi nonton kdrama ini ga bisa ditinggal karena ini adalah satu me time saya setelah seharian berkutat dengan pekerjaan, urusan domestik dll. Akhirnya hobi yang lain tersisihkan. 

Baiklah, warming up nya segini dulu ya, semoga istiqomah. 


Tuesday, August 20, 2019

Mabuk Tikungan di Trenggalek

Sebenarnya memberi judul ini rasanya kurang pantas jika konten cerita ini actually family trip.
Tapi hal itu yang terbesit di ingatan kami waktu menyebut kota Trenggalek.
Bukan hanya saya, tapi Ajmal juga mengingatnya jelas. Why it become so memorable??!

Jadi begini ceritanya, ide itu muncul tiba-tiba beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1440H. Who started it? Ayah!

Waktu itu memang kami merencanakan family trip ke luar kota which has beaches in it. Not in Malang dan sekitarnya. We need other city to get away, please.
Ayah bilang, "Kata pegawai Ayah di depot, Trenggalek banyak pantainya juga, Dek."
Fine, kita ke sana!

Sama siapa? kami ajak saudara saya yang pengen ikut. Terjaringlah (heheeee) Kakak Shinfi and Family, Dek Fina and Nawa.

Kami putuskan pakai Mobilio daripada Livina yang STNKnya sedang diragukan.
Berangkatlah kami di hari Jum'at, 3 Syawal, di jam yang nanggung. Jam 10 an dari Surabaya.
Tujuan utama kami sebenarnya adalah Trenggalek saja. Susur pantai daerah sana. Tapi ada beberapa tujuan yang tidak terencana such as silaturrahim ke Jombang (pak dhe nya Mas Nahid, kakak ipar) waktu berangkat dan sampai Tulungagung mampir ke rumah neneknya adeknya Mas Nahid.

Jalur yang kami tempuh ke Trenggalek via Jombang-Kediri-Tulungagung-Trenggalek. Alhamdulillah lancar, hanya saja waktu sampai di Tulungagung sudah Maghrib dan sampai saat itu kami belum dapat penginapan. FYI, mencari penginapan di daerah memang susah via aplikasi quickly hotel seperti traveloka, tiket.com, dkk. Hampir gak nemu. Di Tulungagung kami sampai ditawari menginap di rumah saudara tadi. Karena sudah cukup malam untuk menuju Trenggalek dan saya juga ragu di sana bakal ada penginapan atau tidak. Apalagi saat itu weekend.

Akhirnya kami putuskan mencari penginapan apa adanya di Tulungagung. Melalui pencarian di situs andalan kita semua (google), kami menemukan tempat inap yang murah (kami cari yang murah karena hanya untuk tidur beberapa jam saja) dan at least nyaman buat tidur. Palapa Hotel. Hotel lama dengan khas hotel-hotel di daerah yang apa adanya. Ya begitulah.. you can describe it.
Harganya murmer, Rp. 170.000 untuk sekamar isi 3 single bed dan KM dalam. Alhamdulillah

Besok paginya, pukul 06.00 kami check out cari sarapan. Because stay in Tulungagung wasnt planned before, we dont know where will go to eat. Itenerary saya sih di Trenggalek.
Baiklah, lets search in google. Ayam Lodho khas Tulungagung. muter-muter akhirnya nemu deh warung yang reviewnya bagus ini. Gak ada namanya, cuma Nasi Lodho gitu aja..kita cari yang ramai pengunjungnya.
Tuh, tulisannya di atas kita. Nasi Lodho!
Rameeee
Ibu berjilbab merah adalah Bu Yatin
Makan di tempat kayak gini penampakannya

Hmm..looks delicious. Gak sampai sepuluh ribu udah dapat seporsi nasi dan beberapa lauk ini
Setelah kenyang sarapan, kami menuju ke Trenggalek yang menurut gmaps waktu tempuhnya kurang lebih dua jam sampai di pantai paling ujung Trenggalek, pantai Pelang. Rencana kami sih, setelah dari Pelang, kami lanjut susur pantai yang searah pulang. Well, itu rencana kami. Beda dengan rancana Allah.
Realnya, kami sampai di pantai hampir dhuhur. Hmmm.. sudah panas ngentang-ngentang, hot-hot potato.

Pantai Pelang ini ternyata lokasinya di perbatasan Trenggalek - Pacitan. Apalagi jalan yang kami tempuh full tikungan gunung. Bahkan kami sempat setengah jam untuk melewati satu tikungan saja karena tikungan tersebut tajam sekali dan curam.
Total jalan lenggak-lenggok tersebut kami lalui selama minimal 2 jam. Hmmm..Mabok, guys!
Beruntungnya kami masih ketemu orang-orang baik yang mau menolong kami saat mobil kami gak siap nanjak. Driver saat itiu (Mas Nahid) udah pengen give up aja mau balik. Tapi kami putuskan lanjut karena perjuangan perjalanannya sudah jauh, sia-sia donk kalau mau balik :(

How were the kids? ikutan mabuk :(( huhuuuu
Ajmal yang sudah pernah mengalami jalan serupa Alhamdulillah cuma tegang aja, mungkin sedikit pusing. Not with Mahir. He totally rewel, mabuk tikungan, pusing dan segala macam yang orang dewasa alami saat mabuk darat. Hingga akhirnya kami sampai di sana dengan disambut parkiran yang ramaiiiiii..

Bayangan pantai yang syahdu, santai-santai dari keramaian hilang total waktu sampai di sini.
Baiklah, saya tidak boleh menampakkan ekspresi tersebut di depan anak-anak. Bisa-bisa ekspektasi mereka untuk main seru di pantai juga ikut hilang.

Alhamdulillah wa syukurillah the kids are happy. Yang dewasa duduk manis aja sambil jajan.
Pantainya memang bagus kok, really. Khas pantai di selatan Jawa. Ombaknya cukup besar, ada palung-palung yang mengelilingi pantai ini. Berikut foto-foto kami di pantai Pelang ini ya..
Oya, sebenarnya kami pilih pantai ini juga dengan pertimbangan di lokasi ini juga ada air terjun juga. Ada penangkaran penyu pula. Lengkap deh pikir kami. Tapi ya gitu, karena momennya saja yang kurang tepat, jadi rasanya kurang menikmati tempat ini. But, we really happy when we see the kids happy.
First time Mahir ke pantai..perkenalan dulu. Nangis..
Santai di pantaaiii
Happy to see Ajmal happy
Adek masih mecucu gak mau nginjek pasir, jijik.

Bunda kodok mau lompat. Hap!
Dengan pertimbangan sampai di Surabaya tidak terlalu malam, kami putuskan setelah itu kami langsung balik Surabaya. Kami coba alternatif jalan via Ponorogo, Madiun lalu via tol hingga Surabaya. And guess what?! jalan dari pantai ke Ponorogo ternyata sama saja meliuk-meliuk. Bahkan banyak yang rusak jalannya meskipun tidak setajam tikungan di jalan via Tulungagung. Deg-degan aja kalau si kecil rewel lagi. Bismillah ya Allah..
Alhamdulillah again, and again. Mereka tidur selama jalan lenggak-lenggok tadi. Terbangun waktu jalannya sisa dikit aja menuju kota.
Kami mampir Madiun untuk makan malam. And we choose Nasi Goreng dan krengsengan Babat yang rame dan antriiiiiii. Saya pikir cepet dilayani, ternyata lwamaaaaaa puol. Jam 7.30 kami order dan jam 8.30 kami baru makan. Laperrrrrr!!
Rasanya memang enak, tapi pelayanannya yang bikin males untuk mengulang lagi.

Dari Madiun jam 21.00 dan sampai di Surabaya jam 23.00. Entah kecepatan berapa mobil ini dilajukan Ayah. Alhamdulillah sampai Surabaya dengan sehat.

Alhamdulillah wa syukurilah, bisa main ke pantai lagi setelah berapa dekade :D

See you next trip!

Wednesday, November 7, 2018

Hotel Arjuna Batu

Bulan lalu, kami menginap di sini semalam. Tujuan utama kami ke Batu yaitu ke Batu Secret Zoo. Kami cari penginapan yang harganya terjangkau sesuai budget dan mudah menjangkau tempat-tempat lain jika kami butuh sesuatu. Kami putuskan mencoba menginap di Arjuna Batu Hotel. Lokasinya di pusat kota, dekat alun-alun, di jalan utama. Harga di bawah 500K. Dan yang utama adalah kami penasaran dengan desainnya. Heheee
Arjuna Hotel ini adalah karya Kalson Sagala Architect atau coba cari KSAD di instagram. Konsultan Arsitek dan Interior tempat saya bekerja dulu. Mas-Mbak-Mbak senior yang favorit :)

Baiklah, kita mulai review hotel ini.

Saya reservasi hotel ini via traveloka sehari sebelumnya. Dan itu di hari selasa, jadi harga masih normal. Kami pilih yang include breakfast, biar gak rempong cari sarapan besoknya. Harga yang saya dapatkan sekitar 430K dan dapat potongan dari traveloka, akhirnya 380K incl breakfast.

Hotel ini termasuk hotel budget dengan arsitektur yang tidak mainstream. Seringkali hotel budget yang saya temui desainnya gitu gitu aja.. standar. (gwayane talah bos..:D)

Pertama masuk, langsung parkiran dan main lobby yang terbuka. Resepsionis langsung menyambut tamu yang datang. Karena terbuka, suara kendaraan dan noise lainnya jadi agak mengganggu pembicaraan saya dan petugas resepsionis yang sedang menjelaskan. Jadi harus agak keras kalau bicara, tapi gak sampai teriak-teriak juga lah..
View dari pintu masuk jalan raya
Sebelah lobi, ada taman kecil yang isinya beberapa mainan dari kayu. Ayunan, jungkat-jungkit dan tempat duduk untuk bersantai. Taman ini tepat berada di belakang resto yang menghadap ke jalan.
Taman sebelah lobi
View dari dalam taman ke arah lobi dan luar
View dari taman ke atas :D Model arsitekturnya sekilas mirip Alvar Aalto
Setelah check in, kami lansung ke kamar. Untungnya gak bawa duren, karena membawa durian di sini adalah hal terlarang. :D
Kami dapat kamar 215, which is di lantai 2. And there is no stairs, jadi naik dari lantai ke lantai menggunakan ramp, cukup aman untuk anak-anak. Hanya saja buat yang jarang olahraga bikin otot bisep kaget..hahaa (confession) Belum lagi udah leyeh-leyeh di kasur, si kecil minta ambilin mobil-mobilan yang ketinggalan di mobil, trus balik lagi ambil apa yang ketinggalan. Hmm..ini pemanasan yang sangat cukup sebelum besoknya keliling Secret Zoo karena saya sudah lama sekali gak olahraga.
Fortunately, tiap kali lewat ramp ini, saya jadi bisa lihat-lihat desain hotelnya. Nice..really!
View dari ramp
View Ramp hotel Arjuna batu
View Ramp dari lantai dasar menuju lantai 1
itu parkiran bisa langsung naik sini, and that one is ours :D
Saya pilih kamar dengan twin bed karena 1 parent 1 child. Pas di kamar, malah kayaknya enak dipepetin kasurnya. Karena tingkah mereka banyak, sedangkan satu single bed ukurannya 100x200. Saya pikir 120x200. Jadilah kami rombak sedikit kasurnya, digabung jadi satu dan dipepetin ke jendela biar gak glundung :D
Fasilitas di kamar standar, tapi yang saya suka adalah sandalnya yang hitam putih dan tidak umum. Tatakan gelas juga, tirai KM juga. Temanya wajik hitam putih. Hihiii.gak penting sih, tapi i love the details.
View dari dalam kamar. Love this photo much!
Dari jendela kamar kami bisa melihat sisi sayap hotel yang berseberangan dengan kamar kami. Tengok ke bawah, taman. Tengok ke samping, jalan raya. Dinding fasad hotel lucu, jendela kamar dibuat random jadi permainan fasad. Cukup nyaman tidur di sini, namun bising buat kamar yang dekat dengan jalan raya.

How's the food?
Tidak banyak pilihan dan tidak buffet ya..tapi enak kok rasanya. Kids friendly, manis. Yang penting adalah ada kerupuk, Dad's fave!
Lebih baik makan di dalam restonya ya, daripada di terasnya.karena berdebu dari jalan raya and the kids will run anywhere.
Teras Resto, langsung jalan raya.
Overall, this is a good budget hotel. Harganya sesuai dengan fasilitasnya. Boleh deh dicoba buat nginep di sini.