|
Rumah Baru Kayu Tua I |
4 tahun lalu, Januari 2014 tepatnya, saya menikah. Dalam setahun tersebut banyak peristiwa senang sedih, tertawa, menangis, diam dan perasaan lainnya yang saya alami.
Tapi saya bersyukur bisa merasakan semua itu di awal pernikahan, sehingga semakin banyak pelajaran saya tentang kehidupan terutama berumah tangga.
Salah satu hal yang memorable saat itu adalah saya banyak menangis karena urusan pencarian rumah di saat kondisi hamil. Kami tertipu oleh developer gadungan saat itu. Kurang lebih 100 juta Rupiah.
Waktu itu kami menghabiskan semua tabungan kami, deposito hingga hutang orang tua. Singkat cerita kami berusaha mengikhlaskan semua setelah itu.
Beberapa bulan kemudian, kami mencoba mencari tempat tinggal kembali sesuai dengan budget yang ada. Itu pun sebagian besar akan berhutang, entah ke Bank, saudara, orang tua. Ternyata mencari rumah seperti mencari jodoh. Gak gampang. Tapi kalau ada niat akan dimudahkan oleh Allah. Dengan pertimbangan budget dan lokasi, akhirnya kami putuskan membeli tanah saja di lokasi yang cukup strategis meskipun sudah di luar Surabaya tapi masih perbatasan. Tidak jauh dari rumah orang tua dan masih terjangkau untuk suami bekerja. Tanah yang kami dapatkan berada di wilayah Wedoro PP, belakang perumahan Rewwin, Waru (
Surabaya) dan menghadap langsung ke arah Tol Juanda Rungkut. Luasnya 10 x 20m2.
|
Tanah Kavling langsung menghadap Tol Juanda |
|
Kavling no.27 --> calon rumah kami |
|
Kondisi jalan. Itupun urugan dari kami urunan beberapa kavling yang mau bayar. Demi rumah pokoknya! |
Pertengahan 2015 tanah tersebut resmi kami beli seharga Rp. 125.000.000,- dengan luas 5x20m2 (kami bagi dua tanah kavling tersebut dengan seorang Guru SD di dekat rumah Ibu yang juga sedang berjuang mencari tempat tinggal). Saking gak sabarnya, kami berencana langsung membangun. Setelah hitung-menghitung, kami ada uang 30 juta untuk membangun rumah. Hahaaa.. bisa ya uang segitu bangun rumah??
Matematika Allah canggih dan tidak akan bisa dinalar oleh manusia. Hitungan Allah ternyata beda dengan hitungan kami. Kenyataannya dalam beberapa bulan setelah itu kami sudah menempati rumah baru kami.
Kami mulai pengurugan jalan dan tanah kami di bulan September dan memulai membangun di bulan Oktober 2015. Alhamdulillah Februari 2016 sudah bisa tidur di rumah sendiri. Yeeaaayyy!!
Selama beberapa bulan tersebut, ada saja rezeki untuk niat kami punya rumah. Yah, gak 100% uang hasil jerih payah sendiri sih, ada hutang juga.
|
90% Rumah kami |
Hah?! 90% masih kayak gitu??? iyaa...memang kami bangunnya kecil gitu. Cuma 1 bedroom, 1 KM dan dapur. Selebihnya bisa buat gulung-gulung outdoor. Hahaa
Sengaja kami bikin seperti itu, yang penting bisa buat tidur, urusan KM, makan, sholat. Kami sudah sangat bersyukur. Kami bangun nanti secara bertahap sesuai kebutuhan dan tabungan.
Eits, tapi jangan salah. Pembangunan kami yang kecil tersebut menghabiskan kurang lebih 125jt loh. Gimana bisa? lets see the outline:
- Pengurugan tanah untuk jalan dan nombok urunan jalan dari kavling yang tidak mau bayar.
- Pengurugan tanah untuk tanah kami
- Pondasi keliling 5x20 dengan kualitas struktur untuk 2 lantai
- Pembangunan rumah 5x5m2
Sudah bisa bayangkan toh nilainya..
|
This is it! Rumah Baru Kayu Tua di waktu senja. |
|
View dari depan Rumah Baru Kayu Tua |
Jadi, mengapa kami namakan Rumah Baru Kayu Tua?
Sesuai dengan namanya, rumah ini adalah rumah baru bagi kami. Tapi bahan-bahannya sebagian besar menggunakan kayu jati tua bekas bongkaran rumah lama yang dibangun orang tua. Genteng pun juga memakai genteng bekas. Pagar kayu, pola lantai teras, kusen dll yang berbahan kayu kami gunakan kayu bekas tersebut. Alhamdulillah seninya dapat, hematnya juga dapat. And also the happiness.
See you on Rumah Baru Kayu Tua part 2