Wednesday, December 5, 2012

UnFinished Story of A Night in Suramadu

Surabaya Madura. Satu icon lagi dari Surabaya, juga bagi Madura. Sebuah jembatan penghubung dua pulau. Pulau Jawa dan Madura.

Bagi yang warga Surabaya dan sekitarnya, sudah berapa kali kalian melewati jembatan ini?
Hah??? belom pernah?! You should try it, at least once in life, biar ngerasain sensasinya. Lebay dikit.
Hembusan anginnya yang kencang bisa bikin mulut komat-kamit doa minta dikasi selamat. Itu kalo naek motor yang harga nyeberangnya cuma Rp 3.000 sih. Kalo naek mobil gak bakal kerasa, tarif nyeberangnya 10x lipat dari tarif motor. Kalau anginnya super kencang dan cukup membahayakan, aktivitas penyeberangan ini ditutup.

Yang menarik dari jembatan ini adalah lampunya yang berwarna-warni di malam hari berubah-ubah (ndwesooo..liat lampu aja girang). Gak usah jauh-jauh ke Golden Gate San Fransisco donk kalau mau lihat jembatan keren. Mirip kok. Keren gak..keren gak?! :D
Amazing! saya bisa sukses ambil gambar ini :)
Strukturnya pakai sistem gantung gitu, nah lampunya tepat di strukturnya yang membentang panjang tersebut. Ngomongin soal struktur, banyak mur, baut gede yang dipakai kan untuk jembatan segede itu. Pas awal sebelum beroperasi secara resmi, perangkat itu banyak yang hilang lohhhh!! Yang nyuri ya orang-orang wilayah situ katanya.. sedih banget, fasilitas untuk mereka sendiri malah dirusak-rusak sendiri :(

Kebanyakan orang yang melintasi Suramadu pengen ambil foto di sana. Entah cuma mau ambil foto jembatan, lautnya, atau foto diri pas di sana. Emmmm...saya termasuk orang-orang itu. Beberapa kali lewat jembatan ini belum pernah berhasil ambil foto diri yang keren. Pernah, sedang asik ambil foto di perjalanan pulang dari proyek, pas bawa motor (dalam posisi dibonceng sih), tiba-tiba ban motor bocor di tengah Suramadu yang panjangnya 5,5 KM. Nasib. Gak bakal ada tukang tambal ban di jembatan itu :'(( 
Pas saya dan teman saya yang kurus bernama Rodhi berjalan menggiring Legenda 2 kesayangan saya itu, tiba-tiba ada Bapak bermotor berhenti di dekat kami.

"Mogok Mbak?"

"Enggak, Pak. Bannya bocor." 

"Lho..gak ada tambal ban di sini mbak. Sudah, mbaknya ikut saya sampai ujung Suramadu. Di sana ada tukang tambal ban. Biar masnya yang bawa motornya mbak."

Kalau saya meninggalkan teman saya itu, saya menjadi teman durhaka dan tidur tidak tenang. Melihat kondisi Rodhi seperti itu, saya juga gak tega. Sepeda yang bocor tersebut juga sepeda tercinta saya, gak tega ninggalin si Legend. Akhirnya..

"Gak usah, Pak. Terima kasih. Biar saya nuntun bareng aja sampe ujung, kasian teman saya Pak."

"Gakpapa mbak, gak bakal saya apa-apain kok. Nanti biar masnya naikin motor itu pelan-pelan sampai tambal ban. Masih jauh loh kalau mau jalan." --"

Sambil noleh ke Rodhi, dan ia mengiyakan, akhirnya saya naik motor om-om itu. Ternyata bener. Masih jauuuuuuuhhh..
Singkat cerita, setelah tragedi itu saya ogah bawa si Legend jauh-jauh dan sedikit trauma naek motor lewat Suramadu.

Karena rasa penasaran untuk mendapatkan gambar Suramadu, beberapa bulan yang lalu saya sudah siap kamera dan tripod sepulang kerja langsung ke sana. Partner ke sana kali ini adalah Ichant.
Kami mencari spot bagus untuk foto. Tepatnya di kampung pinggiran Suramadu, daerah pesisir pantai yang 90% penduduknya adalah warga Madura. Dari situ kami bisa melihat perspektif badan Suramadu dengan lampu malamnya yang indah. Karena jalannya sempit dan sepi, sepanjangn jalan ini dipakai para muda-mudi untuk pacaran di remang-remang. --"

Ini beberapa hasil foto yang bisa kami ambil..
Jong Sumatera (Ichant), Jong Bali (Made), Jong Java (Mehdia), Jong Aceh (Ahlan) in Madura Island
Tepat sebelum momen itu
Setelah momen itu, masih sempat foto-foto lagi
Beberapa malam lalu, saya kembali ke spot yang sama dalam rangka menghost teman dari Aceh, Ahlan. Tengah malam, kami berempat (saya, ichant, made, ahlan) ke daerah rawan kriminal tersebut. Beberapa kali ambil foto, kami sudah mencium bau tidak nyaman. Ternyata, tidak jauh dari kami bertebaran kotoran kucing dan mamalia lain, sebut saja manusia. Aaaaaaaaakkkk!!!!!

"toilet tak selebar pantai," kata Ahlan.

"Mehdiaaaaaaaa!!! sudah kubilang hati-hati kalau melangkah," Ichant. 

"WTH!!!! sepertinya aku mau dapat rejeki ya.." Mehdia.



Jadi, tau kan kenapa saya memakai judul di atas dan tidak melanjutkan cerita ini.
Mohon pengertiannya dan terima kasih.

Mehdia

4 comments:

  1. Itu, fotonya ngambil pakai camera apa ya? bagus ya...hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. pake nikon mbak :D
      Kebetulan aja dapet bagus, pake tripod..

      Delete
  2. mbak spot fotonya tepatnya di sebelah mana ya? di surabaya apa maduranya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari sisi Surabaya. Di deket gerbang tol yang motor kan ada jalan. Masuk situ, terus nanti ada pertigaan yang kalo ke kanan untuk puter balik di bawah jembatan, kalo ke kiri ke kampung kecil. Di jalan itulah ambil spotnya.. :)

      Delete