Itu sensasi yang saya rasakan ketika menikmati kare rajungan di siang hari. Bumbu kare di warung yang saya makan siang itu memang cukup membuat lidah panas dan keringat mengucur. Ditambah dengan kondisi cuaca Surabaya yang terkenal panas.
This is it! Rajungan berbumbu kare yang lezat. |
Rajungan punya cangkang lebih tipis dibandingkan kepiting. Selain itu, ada satu pasang kakinya yang berujung melebar seperti sirip. Kaki tersebut memang digunakan rajungan untuk berenang karena rajungan hanya hidup di air dan tidak mampu berlama-lama di daratan layaknya ikan. Berbeda dengan kepiting yang bisa bertahan hidup baik di lautan maupun di darat.
Rajungan adalah salah satu sumber protein yang cukup tinggi. Kadar lemaknya juga rendah, sehingga aman dikonsumsi bagi orang yang sedang membatasi makanan berlemak. Bukan hanya itu, rajungan juga mengandung kalsium, fosfor dan zat besi serta vitamin A dan B1 yang baik untuk tulang dan pertumbuhan
Penampakan rajungan sebelum dimasak |
Penasaran dengan wujud mentahnya, saya bertanya ke penjual kare
dan melihat langsung rajungan yang masih belum dimasak. Ternyata warnanya lebih
biru ke abu-abu dibandingkan kepiting. Badannya juga terlihat lebih rapuh
dengan motif tutul-tutul yang dominan. Harganya lebih mahal daripada kepiting
karena tidak di semua lautan bebas bisa didapatkan jenis ini. Biasanya rajungan
ditemukan dalam pasang surut air laut dari Samudera Hindia dan Samudra Pasifik
juga Timur Tengah sampai pantai di Laut Mediterania. Hal ini akhirnya
mempengaruhi harga seporsi kare yang saya makan siang itu. Satu porsinya dihargai
di atas Rp 20.000,- yang berisi satu ekor rajungan dengan kuah kare pedas dan
sepiring nasi. Rajungan memang lebih sedap disajikan pedas daripada dibumbu
manis. Alhasil saya berkeringat karena kepedasan menikmatinya. Nagih banget
rasanya!
Rela deh mengeluarkan duit lebih untuk seporsi rajungan ini |
Ah, ternyata mudah sekali memasak
kare rajungan ini. Isi bumbunya dari segala macam rempah yang dihaluskan dan
ditumis. Dari bawang merah-putih, cabe, kemiri, merica, jinten, jahe, kunyit,
ketumbar, kencur, daun salam dan beberapa rempah lainnya dihaluskan kemudian
dicampurkan dengan santan, garam dan gula secukupnya. Rajungan yang akan
dimasak dibersihkan terlebih dahulu kemudian dikukus hingga matang. Tinggal
dicampurkan saja ke dalam bumbu kare. Selain dimasak dengan bumbu kare,
rajungan bisa diolah dengan berbagai macam bumbu dan kreasi. Dulu saya sempat
merasakan masakan dari telur rajungan yang diolah dengan bumbu khusus tanpa
dagingnya dan disajikan didalam cangkangnya yang sudah dipresto kemudian
digoreng. Terbayang kan nikmatnya? Saya merasakan nikmatnya masakan tersebut di
Pulau Madura, sayangnya saya sudah lupa di daerah bagian mana saya
mendapatkannya.
Indonesia memang kaya ya.. pusat rempah ini tidak kehabisan sumber daya alam yang bisa dinikmati penduduknya. Banyak spesies lautnya yang diekspor ke luar negeri, termasuk rajungan. Sampai saat ini pula, masih banyak spesies di dalam laut yang baru ditemukan dan belum punya nama. Yuk, kita lestarikan alam ini agar generasi kita nanti ikut merasakan nikmatnya. Salah satunya dengan ikut meramaikan Jelajah Gizi 2 yang kali ini akan mengeksplore daerah pesisir pantai kepulauan seribu. We explore, we feel, we learn, then we share it.
Indonesia memang kaya ya.. pusat rempah ini tidak kehabisan sumber daya alam yang bisa dinikmati penduduknya. Banyak spesies lautnya yang diekspor ke luar negeri, termasuk rajungan. Sampai saat ini pula, masih banyak spesies di dalam laut yang baru ditemukan dan belum punya nama. Yuk, kita lestarikan alam ini agar generasi kita nanti ikut merasakan nikmatnya. Salah satunya dengan ikut meramaikan Jelajah Gizi 2 yang kali ini akan mengeksplore daerah pesisir pantai kepulauan seribu. We explore, we feel, we learn, then we share it.
No comments:
Post a Comment