Sudah sebulan lebih saya tidak melakukan trip. Terakhir kali melakukan perjalanan yang murni "mbolang" di tahun 2013 ini adalah
Blind Trip ke Malaysia bareng teman-teman BPI (Backpacker Indonesia) regional Surabaya. Setelah itu, saya vakum untuk mempersiapkan
Kelas Inspirasi dan urusan kerjaan. Kemudian teman dari Jakarta datang ke Surabaya menagih janji yang tertunda. Minta ditemenin ke Alas Purwo karena melihat foto-foto dan tulisan saya dulu tentang
Alas Purwo. Meskipun rencana sempat berubah karena suatu hal, the show must go on. Kami tetap berangkat.
|
Jump! Then you'll feel happy :D |
Salah satu destinasi dadakan kami saat itu adalah Pulau Merah. Sebuah pulau yang ada di bagian Barat Banyuwangi. Lokasinya ada di daerah Pesanggaran, satu arah dengan jalan menuju Taman Nasional Meru Betiri. Berdasarkan peta wisata yang saya punya, sepanjang tujuan ini ada beberapa spot yang bisa kami kunjungi. Pulau Merah, Teluk Hijau dan beberapa spot lain yang ada di dalam Taman Nasional Merubetiri. Sayangnya, waktu itu kami tidak bisa lama-lama untuk mengeksplore bagian kecil Banyuwangi tersebut. Ke TN Meru betiri saja juga gak sempat. Setelah dari beberapa spot di Alas Purwo kami langsung ke Pulau Merah. Niatnya sih untuk mengejar sunset, karena waktu itu masih pukul 2 siang dan perkiraan akan sampai di Pulau Merah pukul 5. Ternyata prediksi waktu kami cukup tepat. Kami sampai di Pulau Merah sekitar pukul 5. Itu pun terpotong dengan berkali-kali berhenti karena salah jalan dan tanya penduduk sekitar. Mengandalkan GPS ternyata belum bisa membantu. Inilah kekurangan teknologi, mereka bisa mendeteksi semua jalan dan memberikan opsi jalan pintas ke tempat yang kita tuju, tapi pada kenyataannya, jalan yang GPS berikan banyak jalan tikus yang ukurannya kecil, yang rawan jika dilewati sebuah kendaraan roda 4. Malu bertanya, sesat di jalan. Di sepanjang perjalanan kita kan pasti ada banyak orang yang bisa diajak interaksi. Selain bisa berinteraksi langsung dengan penduduk setempat, kadang kita juga bisa mendapatkan informasi lain yang tidak terduga.
"Permisi, Pak, jalan menuju Pulau Merah kemana ya?"
"O..lurus aja, Mbak ikutin jalan beraspal ini sampai habis. Nanti setelah jalan beraspal habis sudah kelihatan pulaunya."
|
cuma anak-anak yang bermain bola dan penduduk sekitar yang sedang menikmati senja saja yang ada di pantai ini sore itu |
Sampailah kami di ujung jalan yang tidak beraspal lagi. Siapa sangka di sebuah desa yang mayoritas penduduknya adalah nelayan punya pantai yang indah. Bersih, seperti belum terjamah para wisatawan. Bagusnya lagi, tidak (atau belum) dikomersilkan. Padahal, beberapa pantai yang ada di desa nelayan yang pernah saya datangi rata-rata kotor dan kurang layak kalau dijadikan tempat "kecek-kecek" maen air di pantai. Saat kami datang di pantai ini, suasananya sedang hangat-hangatnya. Matahari mulai terbenam, cahanya hangat dan meberikan efek merah di langit. Di bibir pantai, anak-anak desa bermain bola dengan riang. Para nelayan juga sedang bertepi untuk istirahat. Gak kecewa sama sekali ke sini. Awannya muncul dengan indah melengkapi frame foto yang saya ambil. Batuan-batuan hitam membentuk garis yang menjadi jalan untuk maju lebih dalam ke tengah pantai. Pengen banget berlama-lama di sini waktu itu, tapi waktunya terbatas. Next time saya berniat ke sini lagi lebih lama lagi. Sekalian ke spot lain yang belum pernah saya kunjungi.
|
a path to get closer with the red island |
|
Itu dia Pualu Merah. Berisi banyak sekali batuan berwarna merah |
|
perahu-perahu yang sedang bersandar di pulau kecil ini |
|
Langit senja di pulau merah |
Banyuwangi, tunggu aku..aku akan kembali :D
keren kayaknya ini pantai ini,,nah pantai yang belum rame ini selalu asik dikunjungi,tapi biasanya tempatnya susah dijangkau :D
ReplyDeleteOya, di pulau merah itu ada apanya?
Pulau Merah gak berpenghuni, kalo nyebrang dari pulau merah kita bakal nemu pulau eksotis namanya teluk hijau. Coba browsing, keren..
Delete