Dua tahun yang lalu, saya punya resolusi besar. Nikah di tahun 2013!
Jangan asal bikin resolusi kalo gak ada target. Kalo bilang target, berarti kita ada motivasi untuk memenuhi target tersebut.
So did I
Satu cerita of the year tahun ini adalah saya merit!
Well, meleset satu tahun dari target sih..
tapiiii
keinginan tersebut sudah terpenuhi di dua bulan lalu, 31 Januari, 2014
tepatnya. Allah selalu punya rencana besar. Siapapun yang berdoa dan
meminta kepadaNya pasti akan dijawab doanya. Entah itu secara langsung
dalam waktu dekat atau ditunda hingga tepat waktunya, atau bisa saja
diberi jawaban yang tidak terduga. Seperti doa saya untuk menikah ini,
baru diberikan setahun setelah setahun saya benar-benar meminta. Bisa
jadi Allah tidak mengabulkan doa saya tersebut sesaat setelah saya
berdoa karena Allah punya banyak rencana untuk saya..
Tahun 2013 kemarin adalah tahun titik balik perubahan hidup saya.
Ada
yang bilang jika kita menginginkan sesuatu, pantaskan diri terlebih
dahulu. Apakah kita sudah cukup pantas mendapatkan sesuatu tersebut
dengan ibadah kita yang pas-pasan, sering lupa sodaqoh, bagaimana
perilaku kita ke orang tua, saudara, dan orang lain?
Seperti
halnya mencari suami atau pasangan yang baik, soleh-solehah, sabar dan
lain sebagainya. Tanyakan terlebih dahulu pada diri kita, sudah cukup
pantaskah kita mendapatkan orang seperti impian kita tersebut?
Hal
itu yang ada di benak saya setahun kemarin. I less travel to get closer
to my families and friends. To get closer to God. I ask to God anything
I want to.. and "Pasrah"
and fix my relationship with the others. The Men.
*deep inhale-exhale*
Salah satu list destinasi perjalanan saya adalah pelaminan :)
Ternyata untuk sampai di destinasi ini cukup melelahkan dari perjalanan lainnya.
Setelah menunggu, mencari, meyakini sebuah doa.. akhirnya saya menikah.
Setelah
rempong ngurus ke RT-RW-Kelurahan-KUA, ngurus kostum nikah dan
keluarga, makanan untuk tamu, tenda-kursi dan tetek bengek lainnya..
finally.. January, 31st 2014..I got married.
Sampai sekarang masih sering gak percaya loh that I'm married.
Proses pernikahan saya dan suami yang begitu cepat membuat segalanya terlihat instant.
Percayalah,
bahwa di dunia ini tidak ada yang benar-benar instant selain mie
instant (well, mie instant pun juga harus direbus dulu)
Pernikahan
saya ini membuat heboh teman-teman dan keluarga. Pasalnya sudah lama
saya gak ada kabar di dunia maya lalu mendadak muncul dengan berita saya
nikah.
His name is Alauddin Adiwijaya.
Cerita
pertemuan saya dan suami (mm..harus terbiasa dengan panggilan ini ya :D)
berawal dari dua tahun lalu di sebuah depot masakan timur tengah. Depot
Ampel namanya.
Saat itu ayah saya mengajak kami sekeluarga untuk
makan bersama di depot temannya. Nah..secara kebetulan, pemilik depot
tersebut punya anak laki-laki yang "available". And that was my first
time see him. Cuma saling lihat aja sih dari jauh.
Ayah
kembali iseng menjodohkan putrinya dan putra temannya. Saya yang masih
enjoy dengan hidup saya sendiri ogah nikah dalam waktu dekat. Begitu
pula suami saya saat itu juga belum siap menikahi anak orang. Kami mulai
saling kontak awal Januari 2012 saat tulisan dan tampang saya muncul di
sebuah surat kabar tentang cerita perjalanan saya dan teman-teman. Kami
pun sepakat untuk berteman dulu. Hingga mendekati pertengahan 2013,
kami kembali berkomunikasi kembali yang pada akhirnya muncul keputusan
untuk berteman saja (lagi).
Beberapa bulan setelah itu
saya pun sempat dekat dengan yang lain. Proses ikhtiar untuk menemukan
jodoh tidak berhenti di situ. Baik saya, ayah, ibu tidak berhenti
beristikharah untuk meminta yang terbaik. Untuk hidupku, untuk imanku,
untuk ibadahku.
Tidak ketinggalan kakak-kakak dan adek-adek saya juga ikut ikhtiar :)
I'm blessed to have them. Alhamdulillah
Hingga
pada akhirnya saya berhubungan kembali dengan suami di bulan November
2013. Saat itu hanya sekedar menyambung silaturrahim saja. Tidak ada
kontak secara intens dan sebagainya seperti orang PDKT atau pacaran.
Cuma sebatas ngobrol soal kerjaan dan tontonan. Hmm..anyway..selama
November dan Desember itu saya bertemu langsung dengan suami selama 3x
dan bertemu keempat kalinya di akhir Desember. Pertemuan terakhir itu
khusus membicarakan keseriusan masing-masing untuk berhubungan serius.
And He proposed me..
"Kalo gitu, gak usah pacar-pacaran ya? langsung nikah aja gimana?"
And yes..I answer him.
Iya..iya..dan iya..
Tanpa ragu sedikitpun.
Beberapa
hari kemudian suami saya menemui orang tua saya dan dalam minggu yang
sama pula orang tua dan beberapa saudaranya datang ke rumah untuk ijin
"meminta" saya sekaligus menentukan tanggal pernikahan.
Di bulan yang sama pula saya akhirnya menikah.
Se-gak ribetnya keluarga saya dalam urusan pernikahan, tetep aja heboh kalo anaknya bakal nikah gak sampai sebulan lagi..
Di masa persiapan itu saya baru benar-benar intens kontak dengan suami.
Dan
di beberapa minggu itu saya stand by bareng ibu. Sometimes I wonder
gimana jadinya nanti saya benar-benar pisah sama ibu.. gimana ibu nanti
waktu gak ada saya..
But this is a process.. a life cycle. Kapan pun itu, sang anak pasti berpisah dengan sang induk.
I'm sooooooo thankful with every single thing mom did, what dad, brothers-sisters did for me.
Terharu rasanya.. apalagi mengingat surat-surat yang mereka berikan saat hari pernikahan saya.
Well, this is me now..as a someone's wife.
I will give all my life for him.
Alhamdulillah.. Proses pacaran kami jalani setelah kami halal
And The more I know him, The more I love him.
Saya
gak tau rumah tangga kami nanti seperti apa, tapi saya yakin apapun
itu..bagaimanapun itu, we can pass it together. Happy or sad, I'll be
love him.
Dan dengan ini, satu destinasi dalam list saya tercentang :D
Eh sorry salah nyebutin Mrs. Alauddin hehehe... Serunya ceritamu say, semoga Allah menjawab doaku di tahun berikutnya insyaAllah.. Atau mungkin di akhir tahun ini ;) miss u gal!
ReplyDeleteMbaaaaakkkk....Aminnnn!
DeletePasti dikasi yang terbaik sama Allah ya :*
Misyutu