Friday, November 2, 2018

Worried of Stunting

Beberapa bulan ini saya sering menjumpai taksi dengan branding dari Kementerian Kesehatan Indonesia di bodynya. Isinya tentang stunting pada anak. Di waktu yang sama juga, postingan stunting sering muncul di media sosial yang saya ikuti. Sepertinya memang pemerintah sedang sounding tentang stunting dan bagaimana pencegahannya. Setelah saya cari tahu, ternyata Indonesia menempati stunting urutan ke-5 di dunia.
Jadi, apa sebenarnya stunting?

Mungkin sebagian ibu yang aktif di media sosial tahu istilah tersebut, bagaimana dengan para bapak, para orang tua dan calon orang tua yang minim informasi?

Jika saya simpulkan dari berbagai sumber, stunting adalah gagal tumbuh pada anak usia di bawah 2 tahun akibat kekurangan gizi. Stunting bisa disebabkan oleh tidak optimalnya asupan nutrisi anak karena ketidaktahuan orang tua tentang pemberian ASI/MPASI. Bisa jadi stunting terjadi karena penyakit yang berulang seperti diare akibat sanitasi buruk, ISPA atau karena tidak diimunisasi. Berdasarkan riset kesehatan dasar 2013, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting dan tidak hanya keluarga yang tidak mampu saja yang bisa mengalami stunting, bahkan anak di keluarga yang berkecukupan juga sangat mungkin bisa mengalami stunting karena pola makan, pola asuh dan sanitasi yang kurang tepat.

Sebelum awareness tentang stunting ini sampai di otak saya, saya sudah sempat khawatir tentang kondisi anak kedua saya yang 2 bulan lalu susah makan dan berat badannya menurun. Dua bulan lalu si bungsu, Mahir, menginjak 8 bulan. Di bulan pertama makan (MPASI 6 bulan) Mahir makan dengan lahap hingga usia 8 bulan, ia menjadi picky eater. Bahkan di usia 9 bulan sempat satu minggu tidak mau makan sama sekali. Entah karena bosan dengan menunya atau masih bawaan gak enak badan setelah terkena virus Roseola Infantum (https://www.alodokter.com/roseola). Berat badannya menurun dan saya kaget karena beratnya di bawah garis tumbuh kembang seharusnya. Seharusnya di usia 9 bulan dia sudah mencapai 8-9kg, waktu itu beratnya hanya 7,5kg. Alhamdulilah baru seminggu ini nafsu makannya kembali normal dan berat badan berangsur naik.
Mahir 8 bulan
Tidak nafsu makan atau GTM (gerakan tutup mulut) pada anak adalah salah satu hal yang membuat para ibu resah. Meskipun sepertinya ini hal yang biasa, tapi hal ini memang harus dikhawatirkan. Apalagi setelah mengetahui tentang stunting. Pasalnya, jika susah makan, berat badan cenderung tetap atau menurun lalu mengalami malnutrisi dan berujung ke stunting yang akhirnya akan mengganggu pertumbuhan fisik dan kognitif anak secara permanen. Kalau digambarkan mungkin seperti ini skemanya:
sumber: https://www.instagram.com/ibupedia_id/
 
Faltering Growth adalah pola pertumbuhan berat badan anak lebih lambat, menurun atau stagnan selama 2 bulan berturut-turut. Malnutrisi yaitu gizi buruk karena kekurangan nutrisi.
Jadi, apakah selama ini saya sudah benar dalam mencegah stunting? Benar atau tidak paling tidak saya berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Salah satunya adalah di 1000 hari pertamanya.

1000 hari pertama kehidupan adalah momen penting bagi si kecil. Dari 9 bulan di kandungan hingga anak usia 2 tahun. Waktu hamil Ajmal, anak pertama, saya belum paham tentang 1000 hari pertama, stunting, dan istilah lainnnya. Yang pasti saya pahami yaitu how precious he is, jadi saya harus sehat begitu pula janin saya juga harus sehat. Kalau saya malas makan, picky eater, itu akan berdampak pada anak saya. Makanan yang saya makan berdampak pada anak saya, semua yang saya lakukan untuk tubuh saya akan memberikan efek kepada janin. Sesimpel itu pemikiran saya.
Susu, buah, sayur, daging, dan segala jenis kandungan makanan yang menyehatkan saya makan. Muntah, saya harus makan lagi, yang penting saya harus kuat. Apalagi kata dokter obgyn saya, tidak ada pantangan makanan buat orang hamil, kecuali alergi atau punya riwayat lainnya. The fact is, meskipun tidak hamil saya bukan orang yang susah makan atau picky eater. Hehee..

Ssst..bahkan durian pun pernah saya makan waktu hamil tua saking pengennya. (Tidak layak ditiru :D)

Alhamdulillah hamil anak pertama dan kedua diberi kelancaran. Mual, muntah, pusing adalah hal yang maklum. Tapi makan dan asupan makanannya harus tetap diperhatikan. Setelah lahir pun saya juga berkomitmen memberikan ASI hingga minimal 2 tahun. Memberikan imunisasi wajib dan MPASI setelah 6 bulan.

Glad to know that what i’ve to do was right.


Bunda, Ajmal dan Mahir bermain di kebun strawberry
Anak pertama saya, Ajmal, saat ini berusia hampir 4 tahun. Daya imunnya tergolong bagus. Alhamdulillah sakit terlamanya hanya common cold karena alergi atau saat terlalu lelah beraktivitas. Makan juga tidak rewel dan untungnya he's not a picky eater. Badannya tidak gemuk tapi cukup proporsional jika dilihat dari grafik tumbuh kembang. So does his little brother, Mahir, 10 bulan. Jika tidak sedang sakit atau bosan, nafsu makan si adek cukup menggembirakan. Sayur, buah, susu, daging, protein, karbohidrat, dan asupan sehat lainnya mau dikonsumsi oleh mereka. Sejak MPASI juga saya terapkan jam makan mereka, tidur siang, main, tidur malam. Tumbuh kembang mereka juga tepat usia.

Kami bebaskan anak-anak bermain di dalam dan di luar rumah, asalkan masih dalam pengawasan. Kami berikan berbagai permainan yang bertujuan untuk melatih motorik, kecerdasan dan kegunaan lainnya. Yang lebih penting adalah untuk kelekatan orang tua dan anak. Selain itu juga sebisa mungkin kami hindarkan dari gadget. Sedih rasanya melihat anak-anak yang kecanduan gadget.
Hey, we have no TV, anyway..kami terbiasa tidak menonton TV dan bingung juga mau meletakkan di mana karena TV bukan kebutuhan utama kami. Dan ternyata hidup kami baik-baik saja tanpa TV. Justru kami lebih banyak menghabiskan waktu bersama seharian tanpa TV.

Kami ajarkan anak-anak untuk hidup sehat sedini mungkin, cara gampangnya adalah memberikan contoh kepada mereka bagaimana kami menjalani hari. Bangun pagi, tidak melewatkan sarapan, mandi dan gosok gigi, cuci tangan setelah main, makan dan contoh simpel lainnya. Dengan demikian kami juga ikut hidup sehat. Saya percaya bahwa kebiasaan yang baik akan berbuah baik. Kebiasaan sarapan pagi, makan dengan masakan rumah yang sehat adalah hal yang sepertinya remeh tapi berdampak besar bagi keluarga kami. Kesehatan adalah hal utama. Jika satu anggota keluarga sakit, bisa saja seluruh anggota keluarga juga ikut sakit. Oleh karena itu menjaga kesehatan sejak dini itu sangat penting.
Berkebun bersama ayah
Mainan apa saja boleh, setelah itu dibereskan dan cuci tangan ;)
Saya bukan ibu super yang selalu memberikan anak-anak yang terbaik. Makanan yang saya buat untuk si kecil tidak selalu enak. Cara mendidik saya ke anak-anak mungkin tidak selalu benar. Tapi setidaknya saya terus belajar dan berusaha untuk menjadi ibu yang baik.
Dek Mahir dan Mas Ajmal


#1000HariTerbaik #1000HariPertamaAnanda

No comments:

Post a Comment